TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi tentara Israel di Gaza utara pada hari Selasa (15/4/2025).
Ia berjanji akan melakukan serangan udara lebih lanjut terhadap warga Palestina di daerah kantong yang hancur itu.
Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel Katz mengunjungi Jalur Gaza utara pada hari Selasa.
"Saya di sini bersama Menteri Pertahanan, para komandan militer, para pejuang reguler dan tentara cadangan kita yang hebat... Mereka menyerang musuh," kata Netanyahu saat inspeksi lapangan terhadap tentara di Gaza utara.
Ia mengatakan Israel akan terus memberikan lebih banyak tekanan kepada Hamas.
"Hamas akan terus menerima lebih banyak pukulan," ujarnya.
"Kami berkeras ingin membebaskan sandera kami, kami berkeras ingin mencapai semua tujuan perang kami, dan kami melakukannya berkat para prajurit pemberani kami," imbuh Netanyahu.
Sementara itu, Israel Katz mengklaim operasi militer Israel berlangsung dengan intensif.
"Operasi yang sedang berlangsung (genosida intensif) menekan Hamas untuk membebaskan para tawanan, dan selama Hamas terus bersikap keras kepala, kami akan terus meningkatkan serangan hingga Hamas dikalahkan dan semua tawanan dikembalikan," kata Israel Katz, seperti diberitakan Al Araby.
Kunjungan mendadak itu dirahasiakan dengan sangat ketat dan tidak diumumkan hingga setelah kunjungan berakhir.
Pernyataan Netanyahu juga tidak menanggapi pengumuman Hamas pada hari Selasa bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menyandera Aidan Alexander, seorang warga negara Israel-Amerika.
Baca juga: Lewat Telepon, Netanyahu-Macron Berdebat soal Negara Palestina dan Masa Depan Gaza
100.000 Warga Israel Tandatangani Petisi untuk Menolak Perang
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan jumlah warga Israel yang menandatangani petisi untuk menghentikan perang dan mengembalikan tahanan melebihi 100.000 dalam lima hari.
Mereka yang berpartisipasi dalam penandatanganan petisi tersebut berasal dari berbagai kalangan.
"Sekitar 1.700 seniman dan intelektual di Israel menandatangani petisi yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan pengembalian tahanan yang ditahan di Jalur Gaza," lapor Haaretz, Rabu (16/4/2025).
Setelah sekitar 1.000 personel Angkatan Udara Israel menerbitkan surat yang menyerukan diakhirinya perang Israel di Jalur Gaza, lebih dari 150 mantan perwira angkatan laut Israel juga menandatangani surat serupa yang menentang perang di Jalur Gaza.
Radio Angkatan Darat Israel juga melaporkan setidaknya ada 100 dokter militer cadangan yang menandatangani surat yang menyerukan gencatan senjata dan pengembalian tahanan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel