News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Main Gadget Berjam-jam Bisa Picu Neuropati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Citra Kirana main game di salah satu androidnya seusai melakukan syuting di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (26/4/2013).

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gadget sudah menjadi gaya hidup buat remaja. Saat ini, setiap remaja pasti punya alat yang satu ini.

Bukan hanya sebagai alat komunikasi tapi juga sebagai kebutuhan berinteraksi melalui media sosial yang membuat remaja gandrung mengotak-atik gadget.

Akibatnya, tidak sedikit yang lupa waktu. Dimana bertempat, dua tangan khususnya ibu jari langsung beraksi untuk menekan tombol-tombol atau keypad dan screen untuk mengoperasikan gadgetnya.

Namun, apakah teenagers tahu kalau berjam-jam menggunakan gadget itu tidak baik. Karena mengoperasikan salah satu anggota tubuh secara terus menerus bisa memicu neuropati atau kerusakan syaraf.

"Wah ngga tahu tuh kalau bisa kena kerusakan saraf. Tapi emang pernah terus-terusan BBM-an, eh tangan asa kebas gitu," kata Rizky, siswa SMA 20, Kamis (24/10/2013).

Diakuinya, gadget sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan. Tapi ia bila sedang sekolah tidak menggunakan gadget. Terlebih aturan di sekolah juga melarang pada saat jam-jam kegiatan belajar mengajar. Ia menggunakan gadget usai sekolah.

Krisna, siswa lainnya juga mengaku terkadang suka lupa kalau sudah asyik bermain gadget. Dan diakuinya terkadang jari terasa pegal kalau sudah kelamaan. Namun ia tidak tahu akibat jangka panjang bila terus menerus menggunakan salah satu organ tubuh tanpa berhenti.
"Tahunya emang pegel. Apalagi kalau main komputer tapi di bawah (lantai), punggung suka pegel tuh kalau kelamaan," katanya.

Menurut Dr Nani Kurniani SpS(K), Kepala Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK Unpad Bandung, perilaku menggunakan gadget berjam-jam akan memicu terjadinya neuropati. Terlebih neuropati pada remaja juga mulai tinggi terutama pada kasus remaja pengguna roda dua yang mengalami kecelakaan.

"Keuntungan remaja, syaraf mereka masih lebih baik jadi bisa diobati," katanya pada acara Media Briefing "Konsumsi Vitami Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati" yang digelar Perhimpunan Doktor Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dan Neurobion di Hotel Aston Premiere Jalan Pasteur, Kamis (24/10).

Sementara itu, menurut Dr Manfaluthy SpSK, Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perdossi Pusat, neuropati penyebabnya cukup banyak. Dan gejalanya antara lain
rasa nyeri, kesemutan, baal atau kebas, mati rasa, kaku otot, kram, hipersensitif sampai gangguan kontrol kandung kemih, kelemahan bahkan penyusunan otot.

Dan penggunaan gerakan berulang-ulang pada jari-jari juga bisa memicu neuropati seperti BBM an atau SMS-an. "Karenanya jangan BBM an, main gadget sampai berjam-jam," katanya.

Karena itu, ujarnya, neuropati bisa dicegah sejak dini. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengkonsumsi vitamin neurotropik yaitu vitamin B1, B6, dan B12 satu kali sehari secara teratur.

Hal ini perlu karena saraf kita sangat tergantung pada supali vitamin B yang memadai dan sangat sensitif terhadap kekurangan vitamin B. "Sementara vitamin B tidak dapat diproduksi oleh tubuh namun sangat penting dan dibutuhkan tubuh untuk melindungi dan meregenerasi saraf," katanya. (tif)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini