TRIBUNNEWS.COM – Ada yang tahu kapan emoticon pertama kali digunakan? Tepatnya tahun 1982. Namun ternyata ditemukan emoticon dalam dua naskah kuno yang ditulis sebelum abad ke-20.
Apakah emoticon bukan penemuan zaman komputer? Itu tergantung interpretasi, dan imajinasi kita. Baru-baru ini, Levi Stahl, seorang penulis dan direktur di University of Chicago Press secara tak sengaja menemukan sebuah lambang mirip emoticon masa kini di salah satu pusi karya Robert Herrick.
Dalam puisi yang diterbitkan Herick pada tahun 1648 itu, dua karakter terakhir di baris kedua tampak menyerupai emoticon smiley face. Yang menarik lagi, dua karater tersebut tertulis persis setelah frasa “smiling yet”.
Ini bukan kali pertama karakter mirip emoticon tercantum di naskah kuno. Tahun 2009, The New York Times pernah memuat berita tentang hal yang sama. Seorang ahli surat kabar yang bekerja di perusahaan pengarsipan Proquest tak sengaja menemukan karakter mirip emoticon mengedip ;) di salah satu transkrip pidato Abraham Lincoln.
Naskah pidato tersebut diterbitkan oleh Times tanggal7 Agustus 1862. Lagi-lagi, entah disengaja atau tidak, emoticon winking tersebut tertulis setelah sebuah frasa berbunyi “applause and laughter”.
Banyak orang menduga penampakan “si muka separuh” di dalam naskah-naskah lama tersebut sekadar typo (typographical error). Ada pula ahli yang menarik kesimpuan, bahwa semicolon di naskah pidato Lincoln sengaja disisipkan karena demikianlah karakteristik tata bahasa di tahun 1800an.
Terlepas dari benar tidaknya hal tersebut, emoticon memang memiliki hari lahir resmi lho, yaitu tanggal 19 September 1982. Di tanggal tersebut, jam 11:44 pagi, Profesor Scott Fahlman dari Carnegie Mellon Universty mengirimkan e-mail kepada para mahasiswanya.
Dalam e-mail tersebut Prof. Fahlman menerangkan bahwa dalam komunikasi digital ia akan menggunakan simbol untuk membedakan antara komentar yang serius dan berbau sarkasme. “I propose the following character sequence for joke markers: :-) Read it sideways,” begitu tulis Prof. Fahlman dalam emailnya.
Mengenai emoticon Lincoln, profesor yang bekerja di departemen ilmu komputer itu menduga si typesetter sedang guyon. Tidak ada penjelasan yang pasti mengenai emoticon di masa lalu. Dan kalau ternyata emoticon dalam puisi Robert Herrick atau dalam pidato Lincoln hanya typo, mungkin sebagian orang akan bereaksi dengan begini :( .