News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tanaman Beracun Paling Mematikan Ternyata Juga Tumbuh di Indonesia

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernah mendengar nama tanaman, Gympie-Gympie? Tanaman berdaun lebar ini ternyata tanaman yang memiliki racun paling mematikan. Uniknya tanaman yang tinggal di hutan hujan ini dapat ditemukan di wilayah Timur Laut Australia, juga di Maluku, Indonesia.

Dikutip dari Odittycentral, Minggu (25/1/2015), tanaman ini dikenal sebagai pembunuh anjing, kuda, dan manusia. Anda cukup beruntung jika dapat bertahan hidup jika terkena tanaman ini, karena rasa sakit yang timbul bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan hingga bertahun-tahun.

Tanaman ini memang dikenal sebagai tanaman mematikan, bahkan jika tanaman ini sudah kering selama beratus-ratus tahun, bisanya juga dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

Dapat tumbuh hingga dua meter, tanaman ini memiliki daun berbentuk hati berwarna hijau, dan memiliki buah berwarna ungu. Setiap daun ditopang oleh batang, yang jika dilihat lebih dekat memiliki bulu halus. Bulu halus itulah yang digunakan oleh tanaman untuk menyengat dan menyalurkan bisa mematikan ke tubuh korbannya.

Jika anda bersentuhan dengan tanaman itu, maka bulu-bulu halus tanaman Gympie-Gympie akan menembuh kulit anda, dan melepaskan racun moroidin. Kadang-kadang, hanya berada di dekat tanaman itu dan bernafas maka dapat menyebabkan gatal-gatal, ruam, bersin dan mimisan yang mengerikan.

Gympie-Gympie seringkali menjadi ancaman bagi para pembuka hutan, surveyor dan penebang kayu. Itu sebabnya sebagian besar orang yang sudah mengetahui predikat yang disandang oleh Gympie-Gympie tidak berani masuk ke teritori mereka tanpa menggunakan respirator, sarung tangan tebal dan tablet anti-histamin.

"Mengalami tersengat adalah rasa sakit terburuk yang anda dapat bayangkan. Seperti dibakar dengan asam panas dan listrik pada saat yang sama," ujar Entomologi dan Ekologi Marina Hurley.

Ia mengaku sempat disengagt oleh Gympie-Gympie ketika ia bertugas selama tiga tahun di Queensland Atherton Tableland. Dia adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas James Cook pada saat itu, dan tengah menyelidiki herbivora yang memakan tanaman penyengat tersebut.

"Reaksi alergi berkembang dari waktu ke waktu, menyebabkan gatal ekstrim dan gatal-gatal yang akhirnya diperlukan pengobatan steroid. Pada saat itu dokter menyarankan bahwa saya seharusnya tidak memiliki kontak lebih lanjut dengan tanaman dan saya tidak keberatan. Odditycentral

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini