Tribunnews/Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, OSAKA - Tim ilmuwan di Jepang telah mendeteksi keberadaan oksigen di galaksi terjauh dari bumi.
Menggunakan teleskop radio Atacama Large Millimeter Array (ALMA) di Cile, ilmuwan menemukan oksigen di galaksi SXDF-NB1006-2.
Jaraknya dari bumi adalah sekitar 13,1 miliar tahun cahaya, yang artinya galaksi itu pun telah berusia 700 juta tahun.
Saking jauhnya, keberadaan oksigen itu baru terdeteksi sangat lama, mengingat jarak tahun cahaya sama dengan periode waktu ke masa lalu.
Galaksi SXDF-NB1006-2 termasuk menjadi galaksi terjauh yang pernah ditemukan oleh para ilmuwan, selain galaksi GN-Z11.
Galaksi itu ditemukan pertama kali menggunakan Teleskop Subaru setelah kilau hidrogen terionisasi dari sejumlah bintangnya terdeteksi.
Belakangan, Teleskop ALMA mendeteksi kilau oksigen terionisasi juga pada galaksi tersebut.
Melalui penemuan ini, diharapkan asal usul alam semesta dapat diketahui, mengingat oksigen itu didapat dari galaksi yang usianya sangat tua.
Fase-fase awal alam semesta disebut juga sebagai reionisasi kosmik.
SXDF-NB1006-2 bahkan dapat tergolong sebagai galaksi di periode awal, sebab oksigen terdeteksi hanya 700 juta tahun setelah Big Bang.
"Mencari unsur berat di masa-masa awal alam semesta adalah pendekatan penting untuk mengeksplorasi pembentukan bintang di masa itu," kata Akio Inoue, ilmuwan dari Osaka Sangyo University, Jepang.
Hasil penelitiannya telah dipublikasikan pada Kamis (16/6/2016) di jurnal Science.
Washington Post/Fox News