TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Panglima Angkatan Bersenjata Pakistan, Jenderal Rashad Mahmood, tertarik membeli CN235-220 MSA/MPA/ASW (Maritime Surveillance/Maritime Patrol Aircraft/Anti Submarine Warfare).
Pesawat unggulan PT Dirgantara Indonesia (Persero) ini mampu mengakomodasi empat mission console, mendeteksi target yang kecil, juga dilengkapi dengan FLIR (Forward Looking Infrared) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.
Ketertarikan tersebut membawa Jenderal Rashad Mahmood, berkunjung ke PTDI di Bandung hari ini (21/9) dan disambut oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan, Andi Alisjahbana, dan Direktur Niaga dan Restrukturisasi, Budiman Saleh.
Dia pun ingin menjalin kembali kerja sama dengan PTDI, yang pernah dijalin sebelumnya.
Pakistan sudah mengoperasikan empat CN235-220 untuk pesawat angkut militer dan pesawat angkut VIP.
PTDI pun membuat generasi terbaru pesawat terbang yang pertama kali diluncurkan tahun 1983 itu.
CN235-220 generasi terbaru memiliki keunggulan-keunggulan, seperti penambahan berat maksimum yang dapat diangkut, sistem avionik yang lebih modern, otopilot, radar pendeteksi turbulensi, dan penambahan winglet di ujung sayap. Penggunaan winglet akan membuat pesawat lebih stabil dan irit bahan bakar.
Menurut Rashad Mahmood, produk PTDI itu terbaik dan sangat efisien, sehingga memberikan kepuasan bagi Angkatan Bersenjata Pakistan.
“Produk PTDI cukup relevan dan akan memenuhi kebutuhan masa depan, tidak hanya untuk Angkatan Laut, tapi juga untuk Angkatan Udara dan Angkatan Darat Pakistan,” ujarnya.
Karena itu, PTDI berharap mendapat kepercayaan kembali dari Pakistan untuk menambah pesawat CN235-220 dengan konfigurasi MSA/MPA/ASW.