Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kedutaan Besar Tonga di Tokyo merilis siaran pers Perdana Menteri Tonga mengenai update resmi pertama pasca letusan gunung berapi bawah laut Hunga-Tonga-Hunga Ha’apao pada 15 Januari 2022 lalu.
Kabar ini disampaikan melalui akun twitter (@TongaEmbTokyo), Rabu (19/1/2022).
Pemerintah Tonga mengonfirmasi hingga saat ini terdapat 3 korban jiwa yaitu 1 orang warga negara Inggris berusia 65 tahun yang tinggal di Pulau Mango, 2 orang warga negara Tonga salah satunya pria usia 49 tahun yang tinggal di Pulau Nomuka.
Terdapat juga sejumlah korban mengalami luka yang belum diketahui asal negaranya.
Letusan gunung mengakibatkan gugusan pulau di Tonga tertutup abu vulkanik dan gelombang tsunami setinggi 15 meter yang menghantam pesisir barat Pulau Tongatapu, ‘Eua, dan Ha’apai.
Pendataan kerusakan awal sedang dilakukan National Emergency Management Committee (NEMC) Pemerintah Tonga.
Air bersih sangat dibutuhkan mengingat sumber air bersih terdampak abu vulkanik.
Tim gabungan Pemerintah Tonga memulai asesmen kerusakan awal sejak Minggu (16/1) termasuk di desa pesisir Tongatapu.
Baca juga: 3 Pulau Kecil di Tonga Rusak setelah Dihantam Tsunami, Hanya Beberapa Rumah yang Tetap Berdiri
Transportasi melalui air dan udara juga terganggu di mana penerbangan internasional dan domestik dialihkan mengingat kondisi bandara yang tertutup abu.
Proses evakuasi telah dilakukan di sejumlah gugusan pulau dari Pulau Atata hingga Tongatapu, Pulau Mango dan Fonoifua hingga Nomuka.
Di Kanokupolu, 21 rumah dikabarkan rusak total dan 35 lainnya rusak parah.
Sementara itu, di Kolomotu’a 8 rumah rusak total dan 20 lainnya rusak parah serta 45 rumah dikabarkan rusak parah di Pulau ‘Eua.
Jalur komunikasi juga dikonfirmasi terputus termasuk sambungan internet akibat rusaknya jaringan kabel fiber optik.
Baca juga: Dampak Tsunami Tonga, Pejabat: Kabel Bawah Laut Tonga Butuh Setidaknya 4 Minggu untuk Diperbaiki
Komunikasi lokal dengan daerah Vava’u dan Ha’apai telah berhasil dilakukan melalui telepon satelit dan radio frekuensi tinggi meskipun sangat terbatas.
Komunikasi dengan daerah Niuas masih terputus total namun daerah tersebut tergolong risiko rendah karena jarak yang cukup jauh dari gunung Hunga-Tonga-Hunga Ha’apao.
Upaya pemantauan terus dilakukan meskipun peringatan tsunami ditiadakan dan kegiatan volcano sudah mereda.
Baca juga: Abu Vulkanik Tunda Upaya Bantuan Selandia Baru untuk Tonga
KBRI Wellington dalam pernyataan terbarunya menyatakan memasuki hari ke-4 pasca letusan, KBRI terus berupaya menghubungi lima orang WNI yang diketahui berada di Tonga saat kejadian.
KBRI Wellington juga secara intensif berkomunikasi dengan Pemerintah Selandia Baru, Konsul Tonga yang ada di Auckland dan Komisi Tinggi Tonga di Canberra, Australia untuk mengupayakan informasi mengenai kondisi para WNI di Tonga.
"Bila terdapat anggota masyarakat yang memiliki informasi langsung mengenai keberadaan WNI di Tonga, dapat menghubungi HOTLINE KBRI Wellington pada nomor +6421713167. Informasi lain dapat pula disampaikan melalui email KBRI Wellington yakni konsuler.wellington@kemlu.go.id ," tulis pernyataan itu.