Yogyakarta, Kemendikbud --- Pemerintah terus berupaya menggencarkan informasi tentang layanan pendidikan khusus bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Diantaranya melalui pameran. Untuk daerah Yogyakarta dan sekitarnya, masyarakat dapat memperoleh informasi pada kegiatan Pameran Internasional Pendidikan Layanan Khusus. Pameran secara resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Selasa (09/12/2012). Pameran pendidikan tersebut diadakan selama dua hari, mulai hari Selasa s.d. Rabu, 09 s.d. 10 Desember 2014, di Taman Pintar, Yogyakarta.
“Anak berkebutuhan khusus sering kali kesulitan mencari akses sekolah, oleh sebab itu kita harus bantu anak yang dicintai ini untuk bisa mendapatkan akses pendidikan,” demikian disampaikan Mendikbud pada acara pembukaan pameran.
Secara konstitusional, Mendikbud mengatakan, pemerintah telah mengatur bahwa pendidikan adalah hak asasi bagi setiap warga negara. Hal ini memiliki arti bahwa dalam kondisi apapun, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, tanpa diskriminasi. “Di tataran konsep kita sudah cukup landasan, tetapi (di tataran) implementasi, kita memerlukan kemauan bersama dalam membantu pemberian akses pendidikan layanan khusus,” kata Mendikbud.
Mendikbud mengajak kepada seluruh kalangan masyarakat untuk bersama-sama menggalakkan pemberian akses pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Kesadaran seperti ini, kata Mendikbud, perlu ditanamkan. “Ciptakan terobosan nyata, dan bantu anak-anak kita untuk bisa melampaui mimpi,” ujar Mendikbud.
Mendikbud meyakinkan bahwa untuk melampaui mimpi, tidak ada hal yang tidak mungkin. Ia pun memberikan contoh Bapak Akhmad Soleh yang telah menyelesai pendidikannya hingga Strata 3 atau Doktor. Akhmad adalah salah satu yang berkebutuhan khusus, tidak dapat melihat. Akan tetapi ia mampu mengolah segala sesuatu yang dipikirkannya menjadi naskah akademik.
Mendikbud mengajak untuk menjadikan Akhmad Soleh sebagai contoh bagi anak-anak muda berkebutuhan khusus. “Akhmad bisa, andapun juga bisa. Tidak ada yang tidak mungkin. Kelemahan jangan menjadi beban, tetapi jadikan suatu kesempatan untuk melampaui mimpi,” pungkas Mendikbud. (Seno Hartono)