Jakarta, Kemendikbud --- Tahun 2014 ini Ditjen Kebudayaan Kemendikbud menargetkan revitalisasi 15 rumah budaya nusantara. Namun jumlah capaian yang diraih berhasil melampaui target semula, yaitu mencapai 31 rumah budaya.
Rumah budaya nusantara dibangun untuk mempertahankan eksistensi individu maupun kelompok-kelompok masyarakat di seluruh Indonesia yang selama ini aktif dan memiliki tujuan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan nilai sejarah dan budaya, termasuk budaya lokal. Rumah budaya nusantara juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas atau kemampuan individu maupun kelompok-kelompok masyarakat dalam melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan nilai sejarah dan budaya lokal di daerah masing-masing.
Realisasi capaian rumah budaya nusantara pada tahun 2014 telah mencapai 31 rumah budaya. Rumah budaya tersebut antara lain Lembaga Pendidikan Seni dan Budaya Topolilo di Sulawesi Tengah, Yayasan Tigo Sapilin di Sumatera Barat, Sanggar Seni Tiga Serangkai di Bangka Belitung, Komunitas Hong di Jawa Barat, Lembaga Adat Turun Temurun Desa Mendalok di Kalimantan Barat, dan Sanggar Arai’ma di Papua Barat. Diharapkan, rumah budaya nusantara ini dapat membantu mempertahankan dan mengembangkan ekspresi budaya lokal di Indonesia, baik yang dikelola individu maupun masyarakat.
Ditjen Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan, selain rumah budaya nusantara, Kemendikbud juga memiliki rumah budaya Indonesia di beberapa negara. Salah satu kegiatan besar dalam pembangunan rumah budaya Indonesia adalah membangun rumah budaya di Timor Leste. Pembangunan rumah budaya ini meliputi aspek fisik atau bangunan, serta koleksi di dalamnya.
Kacung menuturkan, selain pembangunan fisik rumah budaya, ada juga bentuk nonfisik rumah budaya berupa pengiriman delegasi budaya ke negara lain. “Ini dilakukan supaya kita bisa tampil di luar negeri,” ujar Kacung saat jumpa pers di Gedung E Kemendikbud, Jakarta, (12/12/2014). (Desliana Maulipaksi)