Balikpapan, Kemendikbud --- Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (Ditjen PAUDNI) Kemendikbud berharap agar kepala daerah tidak menelantarkan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), termasuk aset-asetnya. Sebab, lembaga tersebut memiliki peran yang sangat vital dalam mendidik masyarakat.
“Kepala SKB dan para pamong harus bersama-sama mengembangkan program dan kegiatan, dan melindungi aset SKB agar lembaga ini disegani oleh seluruh masyarakat,” ujar Sesditjen PAUDNI Ella Yulaelawati, saat menghadiri pelatihan keterampilan bagi perempuan di SKB Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (14/12/2014). Acara tersebut dihadiri Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Balikpapan dan lima Kepala SKB se-kota Balikpapan.
Ella mencontohkan, kepala daerah di Mojokerto telah menutup SKB di wilayahnya. Hal tersebut karena Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) itu tidak aktif dan pimpinan SKB tidak mengetahui secara jelas tugas dan fungsinya. “Kami akan berkirim surat ke Mojokerto untuk minta agar SKB di sana tidak ditutup,” tegas Ella.
SKB yang ada di Indonesia memiliki sejumlah aset yang cukup bernilai. Selain memiliki kantor dan lahan yang luas, juga memiliki sejumlah ruang kelas. Ruang-ruang tersebut dimanfaatkan untuk program PAUD, kursus dan pelatihan dan berbagai kegiatan pendidikan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Ella juga menyampaikan kepada para perempuan yang mengikuti pelatihan keterampilan, agar mengembangkan kearifan lokal provinsi Kalimantan Timur. Wilayah kaya minyak tersebut memiliki potensi kekayaan alam yang luar biasa, misalnya batu mulia. “Selain itu, untuk kekayaan busana, Kalimantan memiliki corak batik yang sangat indah,” pujinya.
Ella berharap para peserta kegiatan dapat belajar untuk memproduksi batik secara massal dan mengombinasikan motif batik Kalimantan dengan desain yang sedang populer. “Tingkatkan kecakapan ibu-ibu semua dalam membatik agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah,” sarannya.
Pada pelatihan keterampilan yang diselenggarakan SKB Kota Balikpapan, Sesditjen PAUDNI menghadirkan sejumlah tutor dari Jakarta. Antara lain Etty Bachetta, seorang desainer pakaian muslim yang telah memamerkan karyanya di lebih dari 10 negara. (Yohan Rubiyantoro)