TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epilepsi harus terkontrol dengan baik agar risiko munculnya masalah gangguan psikiatri atau kesehatan semakin kecil.
Tidak hanya itu, dengan terkontrol bisa menekan angka depresi pada epilepsi tercatat cukup tinggi, yaitu sekitar 30-50 persen.
"Jika epilepsi terkontrol dengan baik, maka peluang hidup tanpa serangan akan semakin meningkat pula sehingga risiko depresi semakin kecil dan kualitas hidup PE pun semakin baik," kata dr.Suryo Dharmono, SpKJ (K) di Jakarta belum lama ini.
Terkait dengan depresi, staf pengajar pada Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini menyatakan dipicu self-stigma yang dilakukan keluarga. Artinya proteksi berlebihan yang membatasi kegiatan PE dan pada akhirnya justru meningkatkan depresi.
"Stigma sosial juga dilakukan masyarakat pada PE yang sering mengalami kejang, misalnya di tempat kerja yang tentunya akan meningkatkan kemungkinan depresi," katanya.
Jadi penting dilakukan destigmatisasi dan membangun persepsi positif terhadap PE melalui edukasi yang dilakukan secara berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar. (Eko Sutriyanto)