Pertanyaan Pembaca Tribunnews.com
Selamat bertemu, Ibu Dokter..
Gigi belakang kiri atas saya pecah dan sering terasa sakit. Saya ingin mencabutnya tetapi saya merasa agak takut karena katanya gigi belakang atas sangat rawan dengan syaraf. Tapi, setelah konsultasi dengan dokter gigi, katanya ditambal saja.
Sayangnya tambalan hanya bertahan beberapa minggu saja. Setelahnya, tambalan lepas. Apa solusi yang baik untuk gigi saya,. Ibu Dokter?
Oya, Ibu Dokter.. kebetulan saya tinggal di tempat kelahiran Ibu Dokter yaitu di Enarotali yang cukup dingin. Jadi, gigi ini sering terasa sakit karena kondisi suhu udara Enarotali yang dingin. Terimakasih sebelumnya, Ibu Dokter.. Salam hangat dari tepian Danau Paniai-Enarotali.
(Fay Fadly, Enarotali-Paniai-Papua)
Jawaban:
Dear Bapak Fay Fadly.. salam jumpa.
Hati saya tergetar.. Bapak sedang berada di Enarotali, tidak seberapa jauhnya dari tanah basah yang hangat di landscape sangat sejuk, tempat darah pertama saya menetes 42 tahun lalu, di tepian Danau Tage-Epouto, seberang Danau Paniai-Enarotali.
Hmm.. sebelum memulai membahas topik menarik ini, saya butuh informasi penting terkait sensasi rasa sakit yang dialami oleh pecahnya gigi belakang kiri atas Bapak dimaksud.
Pertama, soal sejarah terjadinya: kapan gigi tersebut disadari telah pecah? Sejak sering merasakan sensasi sakit.. ataukah segera setelah pecah oleh suatu sebab yang disadari? Hal ini dapat berikan sedikit gambaran awal ke saya, sejauh manakah derajat kerusakan yang dialami.
Andai dirasakan langsung/segera setelah pecah, maka kerusakan gigi yang terjadi mungkin telah minimal melibatkan terbukanya area dentin, lapisan kedua gigi di bawah enamel yang anatominya terdapat saluran-saluran mikrotubuli muasal disalurkannya secara langsung ragam sensasi rasa linu dan sakit gigi. Dalam kondisi cuaca sedingin kota Enarotali, sudah bisa dipastikan, sensasi rasa yang dialami bisa sedemikian menggigit.
Nah, untuk tingkat keparahan lebih tinggi, bila kerusakannya langsung melibatkan lapisan lebih dalam, mendekati area pulpa ataupun telah mengenai jaringan pulpa, maka secara umum menimbulkan sensasi rasa sakit yang makin kuat dan intens hingga tiada tertahankan lagi. Tetapi, derajat rasa yang dialami juga sangat dipengaruhi oleh nilai ambang rasa sakit individual. Sangat terasakan sakit bagi seseorang, tetapi bisa jadi tidak bagi yang lain.
Apabila sensasi rasa sakit dirasakan setelah gigi telah lama pecah, maka kemungkinannya bisa beragam. Dari kemungkinan keparahan ringan yang secara perlahan melibatkan lapisan dentin gigi, hingga proses lanjut devitalisasi gigi.
Kedua, andai sensasi rasa mengganggu langsung disadari sejak pertama pecah, kejadian apakah yang mengakibatkannya? Sekedar peristiwa trauma kecil akibat proses menggigit, ataukah pasca kecelakaan lain yang lebih parah.
Kapan terjadinya? Apakah rasa sakit otomatis langsung dialami pasca kejadian pecahnya gigi, ataukah berselang waktu? Bila berselang, berapa lama jenjang selang waktunya? Hal ini untuk memberikan gambaran ke saya terkait status kasus gigi yang sedang dialami. Berada di kondisi akut, ataukah kronis.
Ketiga, saya membutuhkan detail penggambaran sensasi rasa sakit spesifik yang dialami. Dalam kondisi relaks, maupun dalam kondisi sedang menggigit perlahan, juga saat sedang menggigit dengan tekanan yang lebih kuat. Sakit linu seperti saat minum air dingin yang lalu kembali normal setelah kondisi kembali normal, rasa sakit berdenyut spontan terus-menerus ataukah sesekali, rasa sakit menekan pada bagian dalam/tulang sekitar ujung akar gigi.ataukah yang lain.
Hal ini mengait soal informasi luas keterlibatan jaringan yang terkena.
Keempat, andai peristiwa pecahnya gigi terjadi saat kecelakaan, bagaimana kondisi jaringan sekitar gigi, termasuk tulang rahang dan persendiannya di dekat telinga? Apakah kondisinya sama seperti saat sebelum kecelakaan, ataukah dirasakan adanya perubahan? Informasi ini diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya keterlibatan jaringan lain yang dialami.
Dan yang kelima, saya membutuhkan informasi foto rontgen terkait gigi tersebut, serta minimal phanoramic rontgen photo untuk penggambaran gigi beserta kondisi jaringan pendukung sekitar gigi, tulang rahang, dan rongga mulutnya secara umum.
Oleh keterlibatan lapisan pembentuk sang gigi, pecahnya gigi oleh penyebab sederhana maupun kompleks dapat berkisar pada area lapisan terluar gigi (enamel), melibatkan lapisan kedua (dentin), bahkan hingga terbukanya area pulpa gigi, termasuk pecahnya gigi dalam ragam spesifikasinya pada bagian akar.
Terkait bentuk pecahan yang terjadi, dapat secara vertikal maupun horizontal. Untuk jenis pecahan yang hingga melibatkan bagian gigi sebelah dalam, umumnya akan tampak dalam pemeriksaan foto rontgen. Untuk kasus tertentu, hingga membutuhkan pemeriksaan lebih teliti dan akurat dengan tehnologi pemeriksaan gambar empat dimensi.
Nah, setelah diagnose ditegakkan, maka sang dokter gigi dapat memilih jenis tindakan tepat sedini mungkin selanjutnya yang bisa dilakukan. Point penting yang lalu bisa didiskusikan dengan sang pemilik raga. Karena juga disesuaikan dengan kompetensi sang dokter, ketersediaan alat bahan, serta persetujuan sang pemilik raga.
Karena tindakan tidak hanya didasarkan oleh takut tidaknya sang pemilik gigi terhadap jenis tindakan yang direncanakan, tetapi lebih berpedoman pada kebutuhan penyelamatan-pemulihan kesehatan dan derajat urgenitasnya, seijin sang pemilik raga.
Bila sang dokter memutuskan hanya melakukan tindakan penambalan gigi dengan ragam jenis tindakan restorative yang direncanakan sesuai kasus yang terjadi, maka asumsi saya: sang dokter sudah menentukan diagnose tepat terkait kondisi pecahnya sang gigi, dan tindakan penambalan memang diindikasikan.
Andai tambalan yang dilakukan sudah merupakan jenis permanen dan masih juga lepas terus menerus, saya kira perlu dipertimbangkan melakukan pilihan jenis restorasi penambalan yang lebih sesuai. Pilihan Jacket Crown mungkin bisa dipertimbangkan andai terindikasi dan memungkinkan. Saya menduga, keterbatasan peralatan dan dental material setempat berpengaruh terhadap pilihan sang dokter terkait pilihan tindakannya.
Andai pencabutan gigi ternyata merupakan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan, maka asumsi saya: sang dokter tentu telah mempertimbangkannya matang, dan akan bekerja sebaik mungkin. Insya Allah.
Terkait kekhawatiran bahwa gigi tersebut dekat dengan syaraf, maka penjelasannya yakni: bahwa semua gigi berjaringan pulpa sehat sudah pasti terhubung langsung dengan sistema persyarafan tubuh kita, karena setiap gigi memang dipersyarafi secara normal alamiah.
Artinya, semua gigi sehat pasti terhubung dengan jaringan syaraf, di manapun posisi sang gigi. Bahkan, untuk gigi yang pulpanya telah non vital sekalipun, posisi gigi yang berada dalam tulang rahang sudah pasti berdekatan dengan jaringan syaraf kita. Karena seluruh bagian tubuh kita dipersyarafi secara normal alamiah.
Masih lekat di benak saya, saat sedang bertugas di Poli Gigi RSUD Paniai di Madi April-Juli 2011 lalu, kami berikan seluruh diri kami di tengah keterbatasan bagi peningkatan derajat kesehatan umum, termasuk kesehatan gigi dan mulut semua Saudara/i tercinta di Paniai. Saya yakin, semua Sejawat saya pun melakukan hal yang sama di Paniai, hingga detik ini.
Insya Allah. Nah, apabila dipandang perlu, tindakan perujukan dapat dipilih untuk mendapatkan perawatan yang lebih paripurna.
Sekali lagi, tindakan pencabutan hanya dipilih andai gigi sudah sama sekali tidak dapat dipertahankan kesehatan dan keberadaannya dalam rongga mulut kita dengan bahan dan peralatan yang tersedia, dan kemungkinan perujukan dipandang tidak perlu.
Itulah mengapa..hendaklah tidak perlu merasa khawatir berlebihan, yea.. Menanamkan rasa percaya dan dukungan yang baik juga berikan support positif bagi para dokter yang sedang bertugas abdikan diri di tengah ragam keterbatasan di Enarotali-ku tercinta..
Salam sehat dari saya. Tetap jaga kesehatan, yach.. Bertanyalah soal apapun. Akan saya jawab semampu saya.
Salam kangen saya pada semua Saudara/i tercinta dan sang Bumi dekat tumpah darah pertama saya menetes: Epouto - Enarotali - Paniai, Papua bagian tengah. Mohon doa, agar impian saya terkait sang Bumi kelak terwujud di tepian sang Danau penuh kenangan.
D-smile, 1 April 2013 16:53 WIB
Kontak Konsultasi Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatangigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage -Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, Happy Smile Dental Clinic Bali View Point (keduanya beralamat di Tangerang Selatan), dan praktik pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com. Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.