TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda penasaran pada dampak buruk perubahan iklim pada kehidupan manusia, khususnya di Indonesia?
Klik website perubahaniklim.co
Ya, menyambut hari bumi yang jatuh pada 22 April, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan Indonesia Climate
Change Trust Fund (ICCTF) meluncurkan website seputar isu perubahan iklim, www.perubahaniklim.co.
Website ini akan memberikan informasi seputar perkembangan isu dan kebijakan perubahan iklim secara global maupun di Indonesia.
Website ini juga untuk mendorong para jurnalis mengikuti ICCTF Media Award 2013, anugerah jurnalistik perubahan iklim.
“Jurnalis yang akan mengikuti ICCTF Media Award akan sangat terbantu lewat website tersebut,” kata Harry Surjadi, salah satu juri ICCTF Media Award, Minggu (21/4).
Selain Harry, juri ICCTF Media Award 2013 adalah Riza Primadi dan
Oscar Matullah.
Dampak perubahan iklim dapat terlihat langsung dari perubahan musim di Indonesia. Kegagalan panen akibat musim kemarau panjang, cuaca yang semakin memanas hingga banjir besar yang melanda Jakarta beberapa bulan lalu merupakan beberapa contoh dampak perubahan iklim.
Perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca yang berasal dari kegiatan perusahaan.
Sebagai bentuk pengurangan dampak iklim tersebut, pemerintah berjanji untuk mengurangi emisi rumah kaca hingga 26%. Dampak perubahan iklim paling dirasakan oleh petani dan nelayan.
Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Lukita Dinarsyah Tuwo, Climate Change Policy Advisor GIZ Heiner Von Luepke, dan Jurnalis peliput isu lingkungan dan perubahan iklim, MantanDirektur Society of Indonesian Enviromental Journalists (SIEJ) Harry Surjadi.
Berdasarkan data Kementerian Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, dalam satu dasawarsa terakhir 79% bencana yang melanda berbagai daerah di Indonesia terjadi akibat perubahan iklim.
Menurut staf Ahli Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional Bidang Tata Ruang dan Kemaritiman, Bemby Uripto, selama periode 2000-2010 bencana akibat perubahan iklim ini telah menyebabkan sekitar 4.936 orang meninggal dan hilang serta 17,7 juta jiwa menderita dan mengungsi.
Jurnalis peliput lingkungan yang juga mantan Direktur Society of Indonesian Enviromental Journalists Harry Surjadi mangatakan bahwa aktifitas jurnalistik dalam isu lingkungan mengalami kemunduran baik di dunia Internasional hingga Indonesia. Karena itu, sebagai organisasi profesi jurnalis,(AJI) Jakarta bekerjasama dengan ICCTF, juga membuka lomba karya jurnalistik dengan tema perubahan iklim.
Peserta dapat mengirim karya jurnalistiknya paling lambat 7 Oktober 2013.
Ketua AJI Jakarta Umar Idris menuturkan lomba jurnalistik tersebut diharapkan dapat memacu jurnalis untuk menghasilkan karya jurnalistik yang bermutu seputar perubahan iklim. “Jurnalis diharapkan dapat menyentuh substansi, tidak hanya permukaan,” kata Umar.