TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Tingginya permintaan warga dan mahalnya biaya suntik vitamin C dosis tinggi untuk kecantikan dan kebugaran memunculkan alternatif kedua. Jika biasanya suntik dilakukan oleh dokter, belakang dilakukan oleh perawat. Jika sebelumnya menggunakan vitamin C berkualitas, kini pengguna bisa membeli yang nomor dua.
Nani -sebut saja demikian- perawat sebuah rumah sakit besar di Banjarmasin, kepada Bpost (Tribunnews.com Network), bahkan mengaku bekerja sama dengan apotek untuk mendapatkan vitamin C jenis ampul tersebut. Dengan demikian dia mendapat harga yang murah. Ini berdampak pada biaya yang ditanggung pasien.
"Ada merek ada harga. Vitamin C itu pun ada yang kualitas KW," ujar perawat warga Banjarmasin tersebut.
Dia memaparkan merek dan harga vitamin C bervariasi. Seperti layaknya obat generik sakit demam, vitamin C tidak cuma satu macam. "Untuk vitamin C yang asupan atau oral seperti suplemen saja harganya sudah beragam, padahal sama-sama 1.000 miligram. Suntik vitamin C pun demikian," katanya.
Dia menjelaskan variasi lain dari vitamin C cair ini ini yakni dosisnya. "Ada satu merek yang dosisnya 100 mg dan kolagen 250 mg. Ada juga yang 1.000 mg tanpa ada campuran zat lain. Harga juga tergantung banyaknya dosis dan ada tidaknya zat pendukung terapi kecantikan. Makin banyak dosis makin mahal," bebernya.
Seorang apoteker di Banjarbaru, sebut saja Mentari, mengatakan apotek tidak menjual produk tersebut. "Di apotek biasanya ada, tapi di apotek kami tidak ada. Ada juga yang generik. Cuma Rp 35 ribu-an per satu boks. Kalau untuk kecantikan, itu yang mahal. Dari ratusan ribu rupiah sampai jutaan rupiah," katanya.
Egy Harisma, warga Banjarmasin yang pernah suntik vitamin C, mengatakan mudah saja menemukan vitamin C suntik di apotek di Banjarmasin. "Kalau sudah disuntik vitamin C yang ekstraksi itu, rasanya tidak mudah lelah, selalu fit dan mencerahkan kulit. Kalau di klinik kecantikan, biasanya sistem paket dengan harga jutaan. Kalau di apotek, kita beli obatnya saja," katanya.
Dokter spesialis estetika atau kesehatan kulit, H Ganda mengatakan bidan atau perawat memang mempunyai kompetensi untuk menyuntik. Dalam arti, tahu tata cara menyuntik. Namun mengenai bahan yang disuntikkan, itu perlu pengetahuan lebih.
Dokter sekaligus pemilik Klinik Kecantikan dr L, Lilik Liana memperingatkan bahayanya menyuntik sembarang zat ke dalam tubuh. "Kalau isinya cuma air bagaimana coba? Masyarakat tidak akan tahu kalau tidak dikonsultasi dengan dokter. Jadi berisiko," katanya.
Dokter spesialis penyakit dalam yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalsel, Rudiansyah, menerangkan kelebihan vitamin C yang masuk ke tubuh akan dibuang oleh ginjal melalui air kencing. Kelebihan vitamin C membuat ginjal harus bekerja lebih keras. Kelebihan ini juga bisa membuat air seni jadi asam. Ini memicu pembentukan batu di kandung kemih.
Oleh karena itu dia menyarankan agar mengonsumsi vitamin C sesuai kebutuhan. "Rata-rata manusia cuma butuh vitamin C 85-100 miligram saja. Tidak perlu sampai dosis tinggi," katanya. (kur)