News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyedap Rasa MSG Membahayakan Kesehatan Mulai Diragukan Kebenarannya

Editor: Agung Budi Santoso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyedap rasa masakan atau MSG.

TRIBUNNEWS.COM -American Chemical Society (ACS) baru saja merilis sebuah video yang mengklaim bahwa zat adiktif Monosodium Glutamat atau yang kita kenal dengan MSG ternyata tak selalu berbahaya. Sebagai buktinya, video tersebut lantas menunjukkan sejumlah bahan yang telah diberikan MSG, disertai dengan penjelasan secara ilmiah, bahwa penambah rasa gurih sebenarnya sangat aman bagi sebagian besar masyarakat. 

Meski banyak orang terindentifikasi sangat peka terhadap kandungan MSG, para ahli dari Food and Drugs Administration (FDA) mengakui, penambahan MSG dalam makanan secara umum sebenarnya aman. Apalagi, sejauh ini para ilmuwan belum mampu secara konsisten membuktikan MSG dapat memicu reaksi serius pada tubuh. FDA 

mengungkap, asam glutamat sendiri tidak ada hubungannya dengan gluten. "MSG sendiri bukanlah racun. Kaitan antara MSG dengan kelebihan bobot tubuh juga secara korelatif tidak berdampak serius. Pertanyaannya sekarang, apakah MSG itu menyehatkan? Mengapa kita harus berhati-hati?" ungkap Dr. Ka He menyikapi sebuah studi yang menyimpulkan bahwa MSG berpengaruh terhadap peningkatan berat badan. 

Lisa Lefferts, ilmuwan senior di Center of Science Public Interest juga mengatakan bahwa kini sudah banyak orang peduli, bahkan sensitif, terhadap sejumlah besar jenis makanan mengandung MSG. Yang sering terlihat berlebihan menurutnya ketika MSG dosis sangat rendah dianggap akan merusak tubuh atau memicu penyakit serius.

Meski  MSG ternyata tak selalu berbahaya, Katherina Zeratsky, Ahli Gizi di Mayo Clinic mencatat beredarnya anekdot mengenai reaksi merugikan makanan aditif MSG terhadap kesehatan, diantaranya adalah sakit kepala, pembilasan, berkeringat, palpitasi jantung (goncangan detak jantung) serta rasa mual. Padahal, peneliti telah menemukan tidak ada hubungan pasti antara gejala ini dengan MSG. (Ridho Nugroho/ Nova)


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini