TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Jauh sebelum teknologi stem cell menjadi pembicaraan, kalangan ekonomi papan atas, sudah lebih dulu mengenal teknologi yang disebut-sebut akan menjadi masa depan dunia kedokteran tersebut.
Kalangan selebritas, termasuk deretan kelompok yang mengenal stem cell lebih awal itu. Sebagian mereka malah sudah mengikuti program layanan stem cell itu.
Tentu program layanan itu tidak mereka dapatkan dari lembaga-lembaga dalam negeri. Di Tanah Air, teknologi kedokteran terbaru itu baru setahun terakhir ini banyak dipublikasikan.
Penerapan resmi teknologi berbasis pemanfaatkan sel induk (sel puncu) itu bahkan baru akan dilakukan tahun depan.
Program layanan stem cell ini untuk kalangan atas itu ditawarkan dua perusahaan asing. Cordlife, perusahaan berbendera Singapura malah sudah beroperasi 11 tahun.
Perusahaan yang memiliki cabang di negera-negara Asia Pasifik ini membuka kantor di Jakarta 2003 silam. Di susul kemudian kantor cabang di Medan dan Surabaya.
Sedang Cellsafe, perusahaan berbendera Malaysia menyusul masuk tahun 2009 lalu.
"Khusus untuk Surabaya, kami beroperasi tahun 2012," terang Brand Manager Cellfsafe untuk Indonesia Timur, Herman Sugihardjo, Rabu (17/9/2014).
Sejumlah artis tanah air telah menggunakan jasa Cellsafe, seperti Indra Bekti dan Tora Sudiro.
Bentuk layanan yang diberikan adalah penitipan atau penyimpanan darah tali pusar milik anaknya. Darah ini diambil beberapa saat setelah jabang bayi dilahirkan.
Darah inilah yang selanjutnya akan diolah menjadi stem cell. Sewaktu-waktu dibutuhkan, yang bersangkutan tinggal mengambil dan menggunakannya.
Tentu saja, layanan ini bersifat pribadi. Maksudnya, stem cell itu hanya disiapkan untuk klien dan keluarga. Bukan untuk diproduksi massal.
Ini berbeda dengan stem cell yang akan diproduksi massal di Surabaya. Bahan stem cell untuk produksi massal tidak terbatas pada darah tali pusar.
Umumya bahan stem cell diambilkan dari orang dewasa, yang berupa darah, sumsum, dan lainnya. Bahan umumnya berasal dari donor dan penderita. (idl/ben/day)