TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Sejak usia 18 bulan, Annisa Ayu Nabila, menderita kelainan tulang kaki.Satu kakinya bengkok. Dokter kemudian menanganinya dengan teknologi stem cell.
Awalnya Annisa terjatuh. Kecelakaan kecil itu menyebabkan kakinya bengkok. Kondisi itu membuat perkembangan fisik Annisa terlambat.
"Ia baru bisa berjalan saat usinya memasuki tiga tahun," tutur Ulifah (41), ibu Annisa kepada Harian Surya (Tribunnews.com Network).
Pada usia itu, anak-anak lain sudah bisa berlari-larian.
Ulifah sempat membawa Annisa ke rumah sakit ketika usianya memasuki 22 bulan. Dokter di rumah sakit Kediri yang menanganinya hanya bisa melakukan perawatan.
Operasi tidak bisa dilakukan. Perlu menunggu hingga Annisa berumur enam tahun.
Di usia itu, diagnosa bisa dilakukan lebih tepat untuk selanjutnya dirujuk ke RSU Dr Soetomo Surabaya.
Penantian panjang sudah dilakukan. Tapi malang tidak bisa ditolak.
Di usia lima tahun atau, tepatnya November 2011 Annisa terjatuh. Kaki yang mengalami kelainan itu patah.
Putri kedua pasangan Ulifah dan Suwandi (48) sempat dibawa ke RSUD Dr Iskak Tulungagung. Namun karena kondisinya parah, Annisa dirujuk ke RSU Dr Soetomo.
“Kata dokter tulangnya rapuh seperti kaca, pecah berkeping-keping. Annisa harus melakukan cangkok tulang,” tambah Ulifah.
Ulifah masih ingat, 10 Januari 2012 dokter mengambil sumsum dari kaki kiri Annisa. Sumsum itu yang kemudian diolah menjadi stem cell atau sel punca.
Pengambilan sumsum kemudian diulang karena pengambilan pertama dianggap terlalu sedikit.
Stem cell untuk tulang kaki itu tidak otomatis bisa dipakai. Dokter perlu mendapatkan tulang untuk mengganti tulang yang remuk.
Tulang pengganti inilah yang akan ditanam dan disambungkan dengan tulang normal Annisa.
Nah, teknologi stem cell yang selanjutnya berperan menghidupkan dan menyatukan tulang pengganti itu.
Baru Maret 2012, Annisa Ayu Nabila (8) mendapatkan donor tulang. Tulang donor tersebut dimodifikasi hingga bentuk dan ukurannya pas betul dengan tulang sambungannya.
Setelah tersambung, tulang modifikasi tersebut kemudian diisi stem cell dari sumsum kaki kiri, yang sudah diambil sebelumnya.
Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama setelah operasi, Annisa bisa berjalan. Bahkan dua pekan setelah operasi, ia sudah berani masuk sekolah di SDN Kauman 3 Tulungagung.
Tentu saja, untuk berjalan ia tidak bisa selincah teman-temannya. Ia harus hati-hati menjaga dan melindungi kakinya.
Lagi pula sepatu penyangga juga masih membebani langkahnya. Dokter memang mengharuskan siswa kelas 2 ini terus meggunakan itu.
Dokter kembali melakukan terapi stem cell pada September 2013. Terapi kali ini untuk menyempurnakan kondisi tulang donor yang belum terisi sumsum.
“Awalnya diikat dengan pen. Tapi alhamdulillah, sekarang tulang donor itu sudah nyambung dengan tulang aslinya,” ujar Ulifah, ibunda Anissa.
Masih menurut Ulifah, kondisi Annisa sudah jauh lebih baik. Sebelumnya kaki kanan putri kesayangannya ini sempat mengecil. Namun kini ukurannya sudah sama dengan kaki sebelah kiri.
“Karena waktu sakit itu jarang digerakan, makanya ukurannya mengecil. Sekarang setiap hari dia aktif berberak agar mempercepat tertumbuhan tulangnya,” ungkap Ulifah.
Untuk ketiga kalinya, dokter melakukan terapi stem cell kepada Annisa, bulan Juni lalu.
Sel dari sumsum Annisa yang disimpan di bank jaringan akan digunakan kembali. Namun saat itu, proses membangunkan sel ini cukup lama.
Annisa baru mendapatkan injeksi sel tersebut 12 Agustus. Saat ini selisih tulang kaki kanan dan kaki kiri sekitar dua sentimeter. Sementara selisih telapak kaki sekitar satu setengah sentimeter.
Kondisi Annisa belum sepenuhnya pulih. Dokter menengarai, ada penyakit lain di bagian tulang yang bermasalah.
Dokter rencananya kembali akan melakukan terapi stem cell.
Ulifah mengaku sering menangis haru melihat perkembangan anaknya yang kian terus membaik.
“Saya optimistis kondisi Annisa akan semakin baik,” ucapnya.
Kini Annisa sudah bisa bergerak lincah meski masih mengenakan sepatu khusus.
Saat ditemui Selasa (16/9/2014) malam di Yayasan Kasih Anak Kanker Jatim, Jalan Karang Menjangan 5 Surabaya, Annisa sudah berlarian, meski terpincang-pincang karena beban sepatu penyangga.
Annisa juga rajin mengayuh sepeda roda tiga. Seolah tidak mengalami masalah pada kakinya, Annisa beradu balap dengan anak-anak yang lain.
Sedikit pun tidak tergambarkan, kaki bocah tersebut bermasalah dan dalam proses penyembuhan.
Rencananya dokter akan kembali melakukan terapi stem cell. Namun masih menunggu pemeriksaan kondisi secara menyeluruh.
“Diduga ada kelainan lain di tulang pinggul, dan di tulang kepala,” urai Ulifah. (day)