TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemanfaatan sistem teknologi informasi di rumah sakit untuk menunjang pelayanan medis dan teknis ternyata belum dilakukan secara optimal.
Dari seluruh rumah sakit di Indonesia, baru segelintir saja yang telah memiliki sistem TI yang baik. Itu pun masih belum komprehensif sehingga sebagian proses administrasi masih harus dilakukan secara manual.
"Pembangunan sistem informasi di rumah sakit masih belum komprehensif sehingga bila dilakukan audit, hasilnya pasti bermasalah. Hal ini karena dari awal tidak dilakukan pembangunan sistem yang terintegrasi," ujar dr. Nur Abadi, MM.Msi, Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (Arsada) di Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Pemanfaatan sistem TI yang baik akan sangat membantu rumah sakit dalam mengelola rumah sakit, proses bisnis lebih lancar, dan yang paling utama, pelayanan kepada pasien akan bisa dilakukan secara lebih cepat, lebih baik dan lebih akurat.
Dengan sistem TI yang baik, pasien yang melakukan kunjungan rutin ke poliklinik tidak perlu antre terlalu lama di bagian pendaftaran.
Pasien rawat inap juga bisa mendapatkan kepastian ketersediaan kamar inap secara lebih cepat karena informasi dari bangsal rawat inap bisa dilihat langsung oleh bagian pendaftaran.
Dr Nur Abadi menjelaskan salah satu manfaat penerapan sistem TI yang baik adalah transparansi.
"Dengan sistem TI yang benar, tidak akan terjadi fraud dalam hal pelayanan dan masyarakat akan diuntungkan," ujarnya.
Publik tentu masih ingat dengan kasus biaya tambal gigi bernilai fantastis yang dialami pasien di sebuah rumah sakit di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan.
Dengan sistem TI yang baik, seluruh proses perawatan dan biaya akan terdata dengan baik dan slip pembayaran akan tercetak dari sistem dan bukan menggunakan tulisan tangan.
Manajemen rumah sakit juga bisa mengontrol operasional mereka karena dokter tidak bisa sembarang memberikan layanan atau obat yang tidak sesuai dengan Formularium yang telah ditetapkan.
Untuk itu, rumah sakit perlu memiliki solusi yang komprehensif dan terstruktur sehingga tujuan pemanfaatan sistem TI di rumah sakit bisa tercapai.
Dikatakannya tiap tahun Arsada melakukan Rapat Kerja Nasional yang bertujuan membahas berbagai isu dan masalah yang dihadapi oleh rumah sakit di bawah naungan Arsada.
Salah satu hal yang menjadi pembahasan adalah penerapan TI untuk membantu kelancaran proses layanan medis dan klinis di rumah sakit.
Tahun ini Rakernas Arsada akan digelar 2 hingga 5 Juni 2015, di Manado dengan tema “Revolusi Mental Bidang Kesehatan … Wow Hebat”.
Rencananya acara ini akan dihadiri oleh beberapa menteri Kabinet Kerja, para direktur rumah sakit daerah, serta undangan lainnya dan Gubernur Sulawesi Utara sebagai keynote speaker.
Teknologi diciptakan untuk mempermudah proses pekerjaan, termasuk di rumah sakit. Arsada memiliki solusi yang tepat untuk menunjang proses ini mulai dari aplikasi, infrastruktur, jaringan data dan lain-lain.
"Pemanfaatan Teknologi Informasi yang tepat guna akan mendukung tercapainya sasaran kerja dan bisnis secara optimal, sehingga implementasi TI sangat diperlukan oleh semua pihak termasuk Institusi Rumah Sakit," ujar Ronggo Wisnu, Direktur PT Caraka Global Informasi.
Supranoto, Sales Manager PT Data Global Komukatama (DGK), mengatakan DGK memiliki produk dan solusi yang bisa menunjang pemanfaatan sistem TI.
Misalnya electronic medical record (EMR), seperti Ethernet Protection Switching Ring (EPSR), Virtual Chassis Stacking (VCStack™), Allied Telesis Network Management System (NMS), Allied Telesis Management Framework (AMF) dan lain-lain yang sudah digunakan di beberapa rumah sakit di dunia. (Eko Sutriyanto)
Rumah Sakit Belum Manfaatkan Teknologi Informasi Secara Optimal
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Dewi Agustina
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger