Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih banyak pandangan keliru mengenai penyakit hepatitis C. Tak sedikit muncul anggapan di kalangan masyarakat, hepatitis bisa menular melalui air susu ibu (ASI).
Bahkan ada pendapat yang mengatakan penularan hepatitis C bisa melalui makanan atau minuman, atau dengan kontak fisik seperti memeluk, mencium atau berbagi makanan dan minuman dengan orang yang terinfeksi.
Pandangan di atas tidak benar. Dr Rino A. Gani, SpPD - KGEH ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) menyatakan, penularan hepatitis C bisa terjadi melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
"Misalnya penggunaan instrumen medis yang terkontaminasi. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau digunakan secara bergantian," kata Rino saat temu media, 'Lawan Hepatitis C: Kenali, Periksa, Kalahkan' di Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Penulrasan juga bisa berlangsung dalam pemasangan tindik (telinga, hidung), tato dan cukur dengan alat yang tidak steril. "Bisa juga penerima transfusi atau produk darah sebelum tahun 1992 atau dengan sumber yang belum di-skrining," kata dia.
Kemudian, sambung Rino, penularan bisa terjadi dari aktivitas seksual yang tidak terproteksi atau penularan pada bayi dari ibu yang terinfeksi, walaupun kasusnya sangat jarang.