TRIBUNNEWS.COM - Orang yang tubuhnya kurus sering dianggap sebagai pertanda hidupnya kurang bahagia atau menghadapi stres. Ternyata anggapan tersebut mendapat landasan ilmiah karena penelitian menunjukkan, stres beras memang bisa membuat kita kurus.
Stres berat yang berangsung lama bisa menyebabkan sel lemak putih berubah menjadi lemak cokelat pembakar energi. Tak heran jika meski makan banyak berat badan tetap sulit bertambah. Penelitian yang dilakukan pada hewan sebelumnya juga menunjukkan mekanisme yang sama.
Namun penelitian pada manusia ini dilakukan pada korban luka bakar parah, jadi belum jelas apakah stres akibat pekerjaan atau peristiwa traumatik akan memberikan efek yang sama.
Tapi, dengan diketahuinya bagaimana stres akan mengubah lemak putih menjadi cokelat, mekanisme ini bisa ditiru dalam pembuatan obat pelangsing di masa depan.
Dalam tubuh, baik manusia atau hewan, ada dua tipe lemak: lemak putih dan lemak cokelat. Lemak putih biasanya berkumpul di sekitar organ dalam dan berkontribusi pada terjadinya kadar Kolesterol tinggi, diabetes tipe dua, dan penyakit kardiovaskular. Sebaliknya dengan lemak cokelat yang bekerja membakar kalori untuk menghasilkan panas tubuh.
Jumlah lemak cokelat pada bayi sangat banyak dan hal ini membantu mereka tetap hangat. Sebelumnya para ahli mengira orang dewasa tidak memiliki lemak cokelat, tapi dari hasil riset di tahun 2007 diketahui adanya lemak jenis ini dalam jumlah sedikit (beberapa gram) di sekitar area leher.
Studi lanjutan menemukan bahwa salah satu tipe sel lemak bisa berubah menjadi tipe lainnya. Misalnya saja dari sel lemak putih menjadi lemak cokelat atau sebaliknya, terutama dalam kondisi stres berat.
Kini dalam penelitian yang dilakukan pada korban luka bakar berat, diketahui mekanisme perubahan tipe sel lemak itu juga terjadi.
Namun sel lemak putih tidak berubah seluruhnya menjadi lemak cokelat, karena jika itu terjadi seseorang akan meninggal dengan cepat. Ini karena lemak akan mulai membakar ribuan kalori perhari dari yang normalnya.