TRIBUNNEWS.COM - Mengurus satu bayi saja bagi seorang wanita yang baru saja melahirkan repot, apalagi kalau dikaruniai anak kembar! Meski demikian, ada sejumlah trik praktis memudahkan mengurus buah hati kembar. Berikut ini ulasannya..
DIKARUNIAI anak kembar tentu pengalaman baru sekaligus spektakuler bagi seorang wanita, apalagi pada proses melahirkan pertama. Bersyukur sekaligus bingung, bagaimana mengurus dua bayi bersamaan?
Tak jarang diikuti dengan rasa cemas, takut salah satu atau keduanya malah tak terurus dengan baik. Nah, bagaimana menyiasatinya.
Umumnya, kerepotan yang dialami ibu ialah bagaimana memenuhi kebutuhan si kembar sekaligus.
Misalnya, yang satu menangis lantaran popoknya basah, eh, kembarannya yang semula tenang juga ikut menangis karena mendengar tangisan saudaranya.
Belum lagi kalau yang satu sakit, biasanya yang lain akan ikut sakit pula. Coba, bagaimana nggak jadi senewen?
Bayi kembar Shafa Reyhana Sadikin dan Marwah Reyhana Sadikin, putri kembar pasangan Rendy Adrikni Sadikin (editor Tribunnews.com) dan Lia Nurusshabah. Dua buah hati ini lahir di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina, Ciputat, Tangerang Selatan, 15 September 2015 pukul 08.03 WIB. Selamat!
Sering terjadi, ibu bingung bagaimana cara merawat si kembar. Mungkin karena ibu harus merawat dua bayi sekaligus.
Padahal, seperti dikatakan Prof. Dr. dr. Nartono Kadri, Sp.AK, merawat bayi kembar sama saja dengan merawat bayi tunggal. Karena, terangnya, "Setiap bayi akan mengalami proses perubahan tumbuh kembang kehidupan dari dalam kandungan ke luar kandungan setelah melalui proses kelahiran."
SAMA DENGAN BAYI TUNGGAL
Dalam tumbuh kembangnya, terang Nartono lebih lanjut, bayi akan menghadapi berbagai risiko. Termasuk bayi kembar. Entah itu risikonya rendah, sedang atau tinggi.
"Tinggi-rendahnya risiko ini dapat mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian si bayi." Sementara faktor risikonya dapat ditemukan dalam kehamilan ibu, proses kelahiran, dan setelah si bayi dilahirkan.
Nah, bila tumbuh kembang si bayi kembar di dalam kandungan berjalan baik dan kemudian lahirnya cukup bulan, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Karena hal itu berarti si bayi normal dan tergolong berisiko rendah. Tinggal selanjutnya bagaimana merawat si bayi setelah lahir, karena ia harus menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar kandungan agar bisa terus hidup.
"Jadi, si bayi kembar ini tak berbeda dengan bayi tunggal lainnya. Cara merawatnya juga sama," ujar guru besar Ilmu Kesehatan Anak-Perinatologi FKUI ini.
Memang, diakui Nartono, tak jarang ditemui bayi kembar lahir belum cukup umur kehamilannya.
"Hal ini disebabkan ruang kandungan ibu dihuni oleh dua janin ditambah plasenta sehingga seolah-olah penuh. Ini diduga dapat mendorong percepatan kelahiran bayi-bayi tersebut," jelasnya.
Selain itu, adanya komplikasi dalam kandungan dan riwayat persalinan yang lalu atau posisi bayi di kandungan yang dapat mengancam kesukaran lahirnya si bayi, juga menjadi pertimbangan untuk melahirkan bayi kembar tersebut sebelum waktunya.
"Tentunya, pertimbangan tersebut telah pula diikuti persiapan-persiapan yang baik untuk kesejahteraan ibu dan bayinya."
Bagaimana dengan bayi kembar dimana yang satu gemuk dan satunya lagi kurus? "Itu disebabkan adanya pembuluh darah bayi dalam plasenta yang saling berhubungan, sehingga terjadi feto-fetal transfusion, yakni darah dari bayi kedua masuk ke dalam aliran darah bayi pertama.
Hal ini terjadi pada bayi kembar satu telur satu plasenta," terang Nartono. Karena itulah bayi yang satu lahir gemuk besar dan satunya lagi kecil kurus karena kurang gizi. Atau, yang satu lahir dengan warna kemerah-merahan (pletorik) dan yang lain keputih-putihan/pucat (anemia).
MENGATASI KEREPOTAN
Jadi, perawatan terhadap si kembar tak berbeda dengan merawat bayi tunggal.
Hanya memang Anda akan menjadi lebih sibuk dan repot karena sekaligus memiliki dua bayi.Apalagi jika si kembar lahirnya kurang bulan, tentunya akan lebih sulit dibanding bila lahirnya cukup bulan.
Namun cara merawatnya tetap sama. Sekarang tinggal bagaimana caranya mengatasi kerepotan tersebut.
Yang pasti, Anda perlu bantuan. Pertimbangkanlah untuk mempekerjakan seorang pengasuh dan sebaiknya yang sudah berpengalaman mengasuh bayi kembar.
Lain halnya bila ada anggota keluarga semisal nenek atau tante si kembar yang bisa dimintai bantuannya. Dengan demikian, kala Anda tengah menangani yang satu, yang lain ditangani oleh pengasuhnya.
Tentu Anda perlu melibatkan sang ayah, sekalipun sudah ada si pengasuh. Bagaimanapun, ayah tetap punya tanggung jawab untuk mengasuh si kembar. Banyak hal yang bisa dilakukan ayah.
Misalnya, menggendong atau bermain dengan yang satunya kala Anda memandikan yang lain. Terlebih di malam hari, peran-serta si ayah tentu sangat Anda butuhkan.
Dengan begitu, selain kerepotan Anda teratasi, si kembar pun akan memiliki kedekatan pada kedua orang tuanya. Hal ini akan sangat baik untuk perkembangannya.
Bila salah satu sakit, sebaiknya si kembar dirawat di kamar yang terpisah. Apalagi jika mereka kembar identik, karena mereka memiliki daya tahan tubuh yang hampir sama.
Sehingga besar kemungkinan yang sehat akan ikut sakit pula. Nah, dalam hal ini Anda bisa lebih memusatkan perhatian pada yang sakit tanpa khawatir yang lainnya akan terabaikan, karena ada si ayah yang akan lebih memperhatikannya.
Untuk semakin memudahkan tugas Anda, buatlah catatan harian tentang kegiatan harian si kembar. Misalnya, kapan minum susu dan berapa banyak, kapan mulai tidur dan bangunnya, pipisnya berapa kali, buang air besarnya, saat mandi, dan sebagainya.
Catatan harian ini akan membantu Anda mengatur jadwal bagi si kembar. Misalnya, mengenali pola makan dan tidur mereka. Juga mengingatkan Anda apakah si Ana atau si Ani yang sudah mandi. Kemudian gabungkan semua rutinitas itu sehingga si kembar mempunyai jadwal yang mirip.
Bila yang satu bangun karena lapar, bangunkan yang lain dan beri makan juga. Dengan demikian kala si kembar tidur, Anda jadi bisa istirahat atau memanfaatkannya untuk kebutuhan diri Anda sendiri.
Buat pula catatan tentang jadwal imunisasi. Karena bisa terjadi mereka mendapatkan imunisasi tak selalu bersamaan. Misalnya, yang satu sakit saat tiba waktu imunisasi sehingga pemberiannya harus ditunda.
Nah, catatan ini akan membantu Anda mengingat apakah si Ani atau si Ana yang sudah diimunisasi.
Tentu Anda juga harus membuat catatan kesehatan mereka. Penyakit apa yang mereka pernah alami dan apa obatnya, apa saja vitaminnya dan kapan diberikan, serta lainnya.
Namun tentunya semua catatan tersebut dapat Anda buat hanya bila Anda sudah bisa membedakan si kembar. Karena itu, sedini mungkin usahakan untuk mengenali masing-masing. Apalagi jika mereka kembar identik yang tentunya akan lebih sulit dibedakan lantaran sangat mirip.
Caranya yang termudah ialah dengan memakaikan pakaian yang berbeda. Disamping tentu Anda harus belajar menemukan perbedaan dari kemiripan mereka. Dengan demikian, Anda dapat memberikan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Teknik Menyusui
Sebagaimana dianjurkan para ahli, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Jangan takut persediaan ASI Anda tak cukup untuk si kembar.
Bahkan, Anda tetap dapat memberikan ASI eksklusif kepada mereka. Karena semakin banyak Anda menyusuinya, semakin lancar produksi ASI Anda.
Selama bulan-bulan pertama si kembar tentu akan lebih sering menyusui. Bila Anda memilih menyusui satu per satu, maka akan sangat melelahkan. Anda pun bisa kehilangan waktu istirahat.
Yang terbaik susuilah mereka secara bersamaan. Setiap bayi pada setiap payudara, bergantian untuk setiap payudara. Bagaimana teknik menyusuinya dapat dilihat pada gambar.
Bila keduanya minum susu dari botol atau mulai menggunakan botol, maka jagalah kebersihan botol dan dotnya. Berilah tanda khusus atau bedakan modelnya agar tak mudah tertukar, karena setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda.
Menyusui dengan botol bisa lebih meringankan Anda. Karena Anda bisa meminta bantuan sang ayah. Jadi, pada saat bersamaan, si A misalnya disusui oleh Anda dan si B oleh ayahnya. Kali lain, si A bersama ayahnya dan si B dengan Anda.
Bila Anda ingin menyusuinya bersama-sama, letakkan si kembar di pangkuan Anda sambil Anda menyangga kepala mereka dengan lengan kiri.
Sandarkan salah satu botol di dada Anda atau pada lipatan siku lengan kanan dan pegang botol kedua dengan tangan kanan. Bisa juga dengan cara Anda duduk menyandar, letakkan si kembar pada posisi duduk di pangkuan Anda, dengan kepala mereka bersandar di dada Anda.
Jangan Lupakan Diri Anda
Seringkali ibu dari bayi kembar "melupakan" dirinya sendiri. Seluruh waktunya seolah habis tersedot oleh si kembar. Padahal sebenarnya tidak demikian.
Anda pun bisa punya waktu untuk istirahat. Kalau tidak, bisa-bisa Anda kehabisan tenaga sebelum urusan beres.
Yang pertama harus Anda lakukan tentulah membuat jadwal harian si kembar. Selanjutnya, setiap ada waktu istirahat, gunakanlah untuk tidur. Berolahraga barang 5-10 menit juga bisa membantu meningkatkan energi.
Sesekali Anda juga perlu keluar rumah untuk meringankan beban emosional. Entah itu berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan tempat tinggal Anda, bermain ke rumah tetangga, atau jalan-jalan di pertokoan.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengajak si kembar atau hanya berdua dengan pasangan. Namun tentunya bila Anda meninggalkan si kembar, pastikan mereka aman bersama pengasuhnya.
Tidurlah, Sayang
Sejumlah ibu lebih suka bila si kembar memiliki pola tidur yang berbeda. "Biar nggak terlalu merepotkan karena hanya satu bayi yang diurus," begitu alasannya.
Namun ruginya, Anda tak akan pernah punya waktu untuk diri sendiri karena salah satu bayi selalu dalam keadaan terjaga.
Jadi, upayakan agar si kembar tidur pada waktu yang sama. Pelajari daftar hariannya. Misalnya, si kembar biasa tidur selama dua jam setiap pagi.
Tapi si Ani tidurnya pukul 9.30 sedangkan si Ana tidur pukul 10.30. Nah, aturlah agar mereka bisa tidur bareng pada pukul 10.00. Ajak si Ani bermain agar ia tak tidur sebelum pukul 10.00. Sementara si Ana supaya jam tidurnya maju, persingkat waktu mainnya dan ninabobokan.
Begitupun untuk tidur malam. Biasanya pada bulan-bulan pertama bayi akan terbangun untuk minum susu. Bila keduanya terbangun bersamaan, susuilah berbarengan.
Namun bila si Ani bangun lebih dulu, maka bangunkan juga si Ana dan susui bersamaan. Atau, susui si Ani lebih dulu dan segera setelah ia usai menyusu, bangunkan si Ana untuk disusui pula.
Jika Anda menempuh cara kedua, maka sebaiknya segera angkat yang bangun lebih dulu dan bawalah ke kamar lain, agar suara tangisnya tak membangunkan yang masih tidur.
Bila kondisi keuangan memungkinkan, lebih baik tidurkan si kembar di boks terpisah. Kenali boks masing-masing dengan memberi kelambu berbeda warna, misalnya, atau catnya.
Hal ini akan memudahkan Anda untuk membedakan mereka. Selain itu, bila sejak dini mereka sudah dibiasakan berbeda, maka akan sangat baik bagi perkembangannya. (Julie/Hasto Prianggoro)