TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masalah nyeri mendominasi hampir 70% dari keluhan pasien yang mendapat perawatan di unit gawat darurat dan rawat jalan. Nyeri yang umum dikenal yaitu akut dan kronis.
Pada diagnosis akut, nyeri ini dapat diakibatkan oleh kecelakaan atau pasca-operasi. Sementara nyeri kronik bersifat lebih kompleks karena memiliki korelasi dengan faktor psikologis, dan amat terasa mengganggu dalam kegiatan sehari-hari.
Penanganan nyeri akut dapat dilakukan lebih cepat dengan obat-obatan atau terapi fisik.Namun pada problem nyeri kronis, seringkali pemberian obat justru menimbulkan masalah baru seperti efek samping.
“Prosedur lain yang dapat dilakukan adalah minimal invasif terapi nyeri. Dimana pasien akan diberikan obat-obatan langsung ke target terapi sehingga meminimalkan efek samping obat. Keuntungan prosedur ini ialahtanpa menggunakan pisau bedah. Dengan tuntunan fluoroskopi sinar X-ray atau mnggunakan ultrasonografi, pasien akan lebih aman ditangani,” ungkap Spesialis dr. Stefanus Taofik, SpAN disela-sela kegiatan Media Gathering RS Khusus Jantung Diagram.
Ia memaparkan,seringkali pasien yang menjalani operasi mengeluhkan masalah baru yaitu nyeri akut yang dapat menjadi kronis. Salah satu problem yang sering dijumpai berupanyeri sendi lutut.
Keluhan yang muncul akibat Rheumatoid Arthritis yang bersifat sistemik ini (autoimun atau Osteo Arthritis)dipengaruhi oleh faktor lokal tulang sendi dan otot sekitar. Osteo Arthritis dapat ditangani dengan terapi nyeri intervensi.
“Yaitu dengan memanipulasi persarafan yang mempersarafi lutut dan memberikan obat langsung ke sendi lutut untuk meredakan peradangan. Namun tentu saja terapi ini tidaklah dapat diterapkan untuk semua kasus. Fisioterapi seringkali gagal jika dilakukan sebelum tindakan karena pasien umumnya enggan melatiharea yang nyeri,” jelasnya.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam penanganan nyeri yaitu,tindakan komprehensif dan holistic. Artinya spesialis akan melihat faktor pencetus dari nyeri tersebut.
“Seperti cara melakukan aktifitas yang salah. Misalnya menekuk lutut secara berlebihan ataupun otot tungkai yang tidak terlatih, ditambah dengan berat badan berlebih yang membuat sendi lutut bekerja lebih berat. Ini harus diperhatikan. Pasien pun diharapkan dapat mengikuti pola hidup sehat agar nyerihilang, seperti melakukanolahraga yang dapat mengurangi berat badan,” paparnya.