TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nyeri lutut sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia.
Diperkirakan kejadiannya mencapai 25 persen populasi, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia.
Nyeri lutut dapat datang secara tiba-tiba atau setelah trauma/cidera, termasuk sesaat setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau berolahraga.
dr. Ade Sri Wahyuni, SpRM, pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang, Jakarta, meski dapat sembuh dengan sendirinya, banyak kasus nyeri lutut yang menetap jika tidak diobati dengan segera sehingga dapat menghambat aktivitas penderitanya.
Selain nyeri yang mengganggu, penderita umumnya juga mengalami sejumlah gejala lain seperti bengkak, kemerahan, dan kaku atau sulit untuk digerakan.
Lantas penyebab dan bagaimana gangguan nyeri lutut terjadi?
Dalam dunia kedokteran, penyebab nyeri lutut dapat dibagi menjadi 4 kriteria, yaitu nyeri lutut yang disebabkan akibat cidera, masalah mekanis, radang sendi atau arthritis, dan penyebab lainnya.
Selain cidera ACL (Anterior Cruciate Ligament) yang sudah banyak dikenal, nyeri lutut akibat cidera umumnya terjadi karena adanya masalah pada komponen-komponen penyangga lutut seperti ligamen, tendon, tulang rawan, dan kantong cairan sendi (bursae). Nyeri lutut dapat muncul karena adanya bursitis.
“Bursitis merupakan peradangan atau pembengkakan bursae. Gejalanya rasa sakit, warna kulit yang memerah pada area yang mengalami peradangan," katanya di Jakarta, Kamis (5/5/2016).
Rasa sakit ini biasanya memburuk saat tubuh bergerak atau mengalami tekanan dan area yang terkena terasa kaku serta bengkak.
Kemudian ada gangguan mekanis yang berperan pada terjadinya nyeri lutut adalah Iliotibial Band Syndrome (ITBS) yang paling sering terjadi pada pelari.
ITBS terjadi ketika jaringan ikat iliotibial atau IT band, ligamen yang terdapat di sepanjang bagian luar paha mulai dari pinggul sampai tulang kering; menjadi ketat dan meradang.
IT band menempel pada lutut dan membantu stabilisasi serta gerak dari sendi. Ketika IT band tidak bekerja seperti seharusnya, pergerakan lutut akan menimbulkan rasa sakit.
“Rasa sakit yang ditimbulkan bisa sangat parah,” jelasnya.
Selain bursitis dan ITBS, penyebab nyeri lutut yang paling umum adalah artritis atau radang sendi.
Jenis artritis yang dapat mengakibatkan terjadinya nyeri lutut di antaranya osteoartritis, arthritis reumatoid, gout, dan arthritis septik.
Osteoartritis merupakan jenis artritis yang paling banyak ditemui dan disebut juga sebagai artritis degeneratif karena terjadi melalui proses penuaan.
Osteoartritis ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago), pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, meregangnya kapsul sendi, yang disertai peradangan.
Jenis radang sendi lainnya adalah gout. Gout ditandai dengan adanya kristalisasi asam urat yang menumpuk pada sendi lutut atau sendi lainnya.
Penumpukan kristal asam urat inilah yang selanjutnya menimbulkan nyeri berulang pada sendi.
Selain beberapa kondisi diatas, sindrom nyeri patelofemoral juga menjadi salah satu penyebab terjadinya nyeri lutut.
Penderita sindrome ini akan mengalami nyeri tepat dibagian depan lutut atau diantara patella dan tulang paha (femur) yang sering terjadi pada remaja, pekerja kasar dan juga atlit.
Gejala nyeri akan muncul ketika penderita sindrome nyeri patelofemoral menaiki tangga, squat, joging atau melakukan lompatan.