News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Benarkah Generasi yang Lahir di Dekade 90-an Malas Berhubungan Seks?

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM - Meski dinilai lebih terbuka soal seks, pada kenyataannya generasi milenial atau yang lahir di dekade 90-an justru lebih ‘malas’ untuk berhubungan seks dibanding generasi yang lahir di dekade 60-an.

"Ada salah persepsi mengenai generasi milenial memiliki budaya hubungan singkat semalam dipicu oleh generasi itu sendiri yang tak pilih-pilih dan dapat mengiklankan diri di media sosial," kata kepala peneliti Jean Twenge, peneliti psikologi dari San Diego State University California.

"Tetapi budaya aplikasi kencan itu tak mewakili segmen besar dari populasi generasi itu," imbuhnya.

Kenyataannya, milenial yang lahir di dekade 90-an ternyata dua kali tak aktif secara seksual dibandingkan generasi X yang lahir di akhir 60-an.

Demikian laporan Twenge dan para koleganya di the Archives of Sexual Behavior.

Penelitian itu menemukan lima belas persen dewasa muda usia 20-24 melaporkan tak berhubungan seks sampai berusia 18, dibandingkan dengan enam persen dari generasi sebelumnya.

Riset sebelumnya juga menemukan bahwa mereka yang lahir pada 1980-an sampai 2000 memiliki pasangan seksual lebih sedikit dibandingkan Generasi X atau baby boomer.

Generasi satu-satunya yang menunjukkan ketidakaktifan seks lebih tinggi dalam analisis itu dilahirkan pada 1920-an.

Untuk melihat perubahan tiap generasi dalam aktivitas seksual, periset meneliti data survei dari sampel perwakilan nasional yang terdiri lebih dari 26.000 orang dewasa.

Satu pembatasan studi itu adalah survei tidak menanyakan aktivitas seksual secara spesifik sehingga tak mungkin menentukan bagaimana peserta survei menerjemahkan pertanyaan apakah mereka aktif secara seksual.

Namun penelitian itu menemukan, generasi milenium mungkin mengalami kondisi unik yang dikombinasikan membuat mereka kurang berhubungan seks di usia 20-an, simpul peneliti.

Satu hal di antaranya, orang dewasa muda hidup lebih lama daripada orang tua mereka, menunda pernikahan yang mungkin menjadikan mereka menunda aktivitas seksual.

Anehnya, budaya hubungan singkat semalam mungkin malah menghalangi aktivitas seksual, karena remaja dan dewasa muda menjauhi hubungan berkomitmen.

"Ketidakcocokan antara bagaimana orang dewasa memandang kultur hubungan semalam dan realitas aktivitas seksual di usia 20-an memberikan cerita lebih besar soal bagaimana generasi sebelumnya memandang anak-anak yang lahir setelah mereka," kata Joshua Grubbs, periset dari Bowling Green State University di Ohio yang tidak terlibat dalam studi di atas.

"Usia paruh baya dan dewasa muda punya keluhan mengenai betapa kurang ajar generasi yang lebih muda dari mereka, betapa cabul dan tak bermoral, malas, tak bijak," imbuh Grubbs.

"Namun generasi milenial adalah generasi pertama yang menghadapi kritik di era digital, di mana opini instan ada di mana-mana. Jadi orang dewasa paruh baya mengeluh soal anak sekarang bukan di waktu makan siang tetapi di blog dan situs open-source baru," katanya.

Menurutnya, salah jika langsung lompat menyimpulkan bahwa milenial memiliki kehidupan seks lebih sehat dibandingkan generasi sebelum mereka.

"Ada beberapa data yang mengindikasikan dewasa muda di AS mungkin sedikit lebih nyaman bicara mengenai seksualitas dan ada penekanan lebih besar pada kesadaran seksual untuk diri sendiri saat ini. Tetapi juga ada bukti dari penelitan yang menunjukkan orang dewasa muda mungkin sebenarnya memiliki pasangan seksual atau berhubungan seks lebih sedikit," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini