TRIBUNNEWS.COM - Kalau Papa dan Mama bisa mengenalkan sendiri bahasa kedua atau bahasa asing kepada anak, mengapa tidak?
Hanya saja proses pembelajarannya harus dengan memerhatikan faktor-faktor yang melekat pada anak usia dini. Pendekatan, metode pengajaran, dan teknik penyampaian disesuaikan dengan anak usia dini.
Di luar itu, pada dasarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak fasih berbahasa asing:
• Tidak dicampur aduk.
Pembelajaran bahasa asing harus dilakukan secara benar agar anak betul-betul memahaminya. Bahasa yang digunakan tidak campur aduk. Bila kita mengajak bayi bercakap-cakap dengan bahasa Inggris, maka kita harus menggunakan bahasa
Inggris sampai percakapan tersebut selesai.
Jangan dicampur aduk dalam satu kalimat, misalnya “Hai Rene, let’s eat with Mama. Ayo, sit sebelah Mama, ya!” atau “Then Mama akan suapin kamu,” atau “So we eat together. Makan yang banyak ya!”
• Konsisten.
Jika Mama Papa sudah memilih menggunakan bahasa asing, gunakan bahasa tersebut terus-menerus. Kecuali pada situasi tertentu, kita bisa melakukan kesepakatan untuk menggunakan bahasa lain.
Idealnya, kita tentukan siapa yang berbahasa Inggris, Indonesia, atau bahasa daerah di rumah. Misalnya, Papa berbahasa Inggris, Mama berbahasa daerah, dan pengasuh berbahasa Indonesia. Diharapkan pemahaman bahasa asing anak akan lebih baik.
• Perhatikan struktur bahasa.
Jika memutuskan mengajari anak bahasa asing sebaiknya lakukan sungguh-sungguh dengan memerhatikan grammar atau struktur bahasa dan vocabulary atau pengucapannya.
Jadi, keakuratan dalam berbahasa (pelafalan, tata bahasa) untuk memberikan contoh yang benar. Dengan begitu anak menerima pelajaran secara lengkap.
Dengan kemampuan berbahasa yang terstruktur baik tata bahasa dan pengucapannya tentu membuat kemampuan berbahasa asing anak jauh lebih baik.
• Memperbanyak saluran pembawa bahasa.