TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak sedikit masyarakat menyadari bahwa kesehatan saraf perlu diwaspadai sejak usia dini.
Minimnya kesadaran masyarakat dapat berdampak serius, misalnya terjadi sumbatan pembuluh darah bisa mengakibatkan gangguan suplai darah ke otak.
“Jika kita bicara Stroke, kita bicara waktu," kata Spesialis Neurologis Siloam TB Simatupang dr Peter Gunawan Ng, SpS, FAf Neurologir saat media gathering di Audiotorium Siloam TB. Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (5/10/2016).
Saat ini, stroke merupakan penyebab kecacatan atau disabilitas no. 1 di Indonesia.
Stroke merupakan gangguan fungsi otak atau gangguan suplai darah ke otak secara mendadak, disebabkan semata-mata oleh gangguan pembuluh darah diotak dan dapat mengakibatkan kematian.
Dr. Peter menyebutkan perlunya waspada terhadap beberapa faktor-faktor risiko terjadinya stroke antara lain usia, makin tua seseorang, risiko serangan stroke makin tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes dan kolesterol tinggi.
Kemudian orang yang biasa tidur mendengkur, kegemukan (Obesitas), gangguan irama jantung. Gangguan irama jantung yakni atrial fibrilosis berisiko 5x lebih besar untuk terjadi stroke, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Peter menekankan bahwa masyarakat perlu mengenali gejala stroke yang dikenal dengan F.A.S. T. yakni Face (Wajah mencong/ tidak simetris), Arm (lengan lemas, tidak bertenaga), Speech (Bicara cadel / pelo) jika menemukan gejala tersebut, jangan buang waktu bawa ke rumah sakit.
Peter juga menekankan bahwa Golden Hours period pada serangan stroke hanya 3 sampai 4,5 jam saja.
"Golden period penanganan stroke adalah waktu yang tepat dan cepat dalam menangani stroke yang menyerang secara tiba – tiba, masa dimana serangan stroke harus ditangani 3 jam sampai 4,5 jam setelah stroke menyerang," katanya.
Pada kasus stroke penyumbatan, jika pasien ditangani dengan benar dalam masa golden hours, penderita masih bisa terhindar kecacatan atau stroke yang lebih berat.