News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dua Dekade Terakhir Semakin Banyak Bayi Kembar Lahir, Ini Penjelasan Medisnya

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan suami istri Indriwati (38) dan Sofyan (40) warga Gampong Pasir Putih, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, melahirkan tiga bayi kembar di RSUD Sulthan Abdul Aziz Syah, Peureulak, Rabu (28/9/2016).

TRIBUNNEWS.COM - Makin banyak pasangan yang dikaruniai anak kembar saat ini.

Apalagi kalau melihat seleb Hollywood. Selalu saja ada seleb yang memiliki anak kembar.

Dari Angelina Jolie, Jennifer Lopez, Chris Hermsworth, Mariah Carey, Sarah Jessica Parker, Julia Roberts, dan seterusnya.

Dari kalangan seleb Indonesia, ada Lula Kamal, Titi DJ, Nico Siahaan, Cornelia Agatha, Cindy Fatika, Irfan Hakim, hingga Jonathan Frizzy.

Menurut studi terbaru, kelahiran kembar meningkat jumlahnya di banyak negara berkembang, hampir dua kali lipat (bahkan ada yang lebih dari dua kali lipat) dalam dua dekade terakhir.

Studi yang diterbitkan di jurnal Population and Development Review ini menganalisa data kelahiran kembar per 1.000 kelahiran antara tahun 1975-2011.

Selama periode tersebut, kelahiran kembar ternyata meningkat dari 9,5 ke 16,9 di Amerika, 9,9 hingga 16,1 di Inggris dan Wales, 9,2 hingga 17,2 di Jerman, 9,3 hingga 17,4 di Perancis, 9,6 hingga 21,2 di Denmark, dan 5,0 hingga 14,6 di Korea Selatan.

Data ini berkaitan dengan kembar fraternal (non identik), yaitu ketika dua sel telur dilepaskan dan dibuahi oleh dua sperma yang berbeda. Sedangkan tingkat kembar identik tetap konsisten.

Studi itu sendiri menunjukkan dua alasan utama peningkatan kelahiran kembar di negara-negara tersebut.

Pertama, perempuan di negara berkembang cenderung memiliki anak di usia yang lebih matang, dan ibu yang sudah tidak muda lagi cenderung memiliki kembar fraternal daripada ibu yang masih muda.

Contohnya, di Inggris dan Wales, perempuan usia 35-39 tahun punya kemungkinan paling besar memiliki anak kembar.

Kedua, perawatan kesuburan, seperti fertilisasi in vitro atau bayi tabung, meningkatkan peluang perempuan hamil dengan lebih dari satu bayi.

Namun, kasus kembar fraternal (yang mencapai puncaknya antara 1998-2010 dalam sekitar 25% negara yang disurvei) sebagai hasil perawatan kesuburan menurun karena para dokter menjadi semakin akurat dalam menjalankan perawatan itu. Misalnya bagaimana mentransfer embrio tunggal (tidak lagi beberapa embrio) pada waktunya.

Yang perlu Mama ketahui, peningkatan kelahiran kembar juga berkaitan dengan topik kesehatan masyarakat.

Risiko-risiko yang perlu ditanggung sang ibu dari kehamilan kembar antara lain kelahiran prematur, kematian bayi di dalam kandungan (stillbirth) dan kematian janin, bayi berat lahir rendah (BBLR), diabetes gestasional pada sang ibu, preeklamsia, berbagai komplikasi saat persalinan, serta depresi postpartum.

Karena kehamilan kembar masih menjadi dambaan para orangtua, yang bisa Mama lakukan sekarang adalah menjaga kesehatan sebaik-baiknya untuk menghindari semua risiko tersebut.
(Tabloid Nakita/Dini Felicitas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini