TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semalam atau Kamis (20/4/2017) malam tadi, Julia Perez alias Jupe tiba-tiba dilarikan tim medis ke ruang tindakan.
Angie, sang adik, menyebut Jupe harus menjalani cuci darah. Jupe dalam kondisi tak sadar.
Bukan sekali ini saja kondisi Jupe menurun hingga disebut-sebut kritis.
Lalu mengapa dia harus cuci darah? Di Indonesia, jumlah penderita kanker serviks mencapai angka yang tinggi dan merupakan kanker nomor 2 yang paling banyak diderita oleh perempuan Indonesia setelah kanker payudara.
Melalui skrining, ditemukan bahwa kanker serviks ditemukan pada 1 dari 1000 perempuan.
Angka kematiannya cukup tinggi, mencapai 80 persen, atau sebanyak sekitar 30.400 jiwa per tahunnya.
Menurut Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), sekitar 70 hingga 82,3 persen penderita datang ke rumah sakit sudah pada stadium lanjut.
“Rata-rata setelah 2 tahun, yang bertahan hidup hanya tinggal 6 persen saja,” tutur Prof. Andrijono saat dihubungi NOVA.ID.
Penanganan kanker serviks pada stadium lanjut sebenarnya sudah terlambat dan sel kanker akan lebih susah dibunuh, karena sudah menyebar.
Sel kanker akan menyerang organ tubuh lain juga, salah satunya ginjal.
Ginjal sendiri memiliki fungsi membuang materi limbah dari dalam tubuh bersama urin yang melewati saluran yang disebut ureter.
Sel kanker bisa menekan ureter, sehingga aliran urin terhalang keluar dari ginjal.
“Penumpukan cairan pada ginjal akan merusak fungsi kerjanya,” jelas Prof. Andrijono.
Biasanya, komplikasi pada ginjal seperti hidronefosis atau menumpuknya cairan pada ginjal akan ditemukan pada kanker stadium III atau III B.
Sayangnya, masalah pada ginjal ini tak dapat disembuhkan.
Pada gagal ginjal kronis, maka akan diberikan prosedur cuci darah atau dialisis.
Dialisis adalah proses pembuangan atau penyaringan cairan atau limbah dari darah yang sudah tak bisa lagi dilakukan oleh ginjal karena fungsinya yang sudah rusak.
Reporter : Dionysia Mayang