News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasil Penelitian di Amerika Ungkap Hal Mengejutkan tentang Masturbasi

Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

TRIBUNNEWS.COM - Masturbasi sering dianggap sebagai aktivitas yang tabu dan memalukan untuk dibicarakan.

Namun kenyataannya, hampir semua orang pernah melakukannya. Beberapa malah menjadikannya sebagai rutinitas.

Mungkin pada suatu waktu, Anda pernah bertanya apa akibatnya bila sering masturbasi? Apakah akan jadi loyo, lutut menjadi kopong, dan beberapa mitos lain yang sering disebutkan.

Namun ternyata kita tidak perlu khawatir tentang itu, karena selain merupakan aktivitas yang normal dan bisa menurunkan risiko kanker prostat, masturbasi juga memiliki sisi baik dari kacamata psikologi.

Menurut data dari produsen mainan seks Jepang Tenga, yang menyurvei 1.200 pria Amerika Serikat terkait kebiasaan masturbasi, terungkap bahwa pria yang melakukan masturbasi minimal empat kali seminggu, lebih giat bekerja, memiliki kepercayaan diri lebih tinggi, dan bahkan lebih banyak berolahraga daripada orang-orang yang jarang masturbasi.

Temuan ini tentu mengejutkan karena mereka yang suka masturbasi biasanya dianggap jorok, malas, dan kurang kerjaan.

"Orang yang percaya diri secara seksual dan lebih sering masturbasi, biasanya juga memiliki kepercayaan diri di abidang lain, misalnya dalam pekerjaan," Dr. Chris Donaghue, PhD, LSCW, CST, seorang terapis seks yang berbasis di Los Angeles. "Mereka juga lebih memperhatikan kesehatan mereka, dan lebih menghargai tubuhnya."

Survei soal masturbasi yang dirilis pada 22 September, melakukan analisa terhadap kebiasaan ini. Terungkap bahwa 42 persen dari responden melakukan masturbasi setidaknya seminggu sekali, dan 20 persen mengaku bahwa mereka melakukannya setidaknya empat kali seminggu.

Sebanyak 13 persen dari mereka yang lebih sering masturbasi ternyata suka berolahraga dan menjadi member di pusat kebugaran, dan 8 persen lebih banyak memiliki pekerjaan tetap atau paruh waktu daripada mereka yang jarang atau tidak sama sekali masturbasi.

Angka-angka ini sedikit mengejutkan karena beberapa alasan. Sebab selama ini kita cenderung berpikir kalau seseorang yang sering masturbasi merupakan orang yang menghabiskan seluruh waktunya sendirian di kamar, atau menyalahgunakan alat kelamin seperti ketagihan.

Tapi, Dr Donaghue mengungkapkan, pemikiran itu jauh dari hasil penelitiannya. Sebenarnya, rutinitas kesenangan diri merupakan kunci untuk menjadi bagian dari masyarakat yang sehat dan berkontribusi. Namun pandangan yang berpegang teguh pada norma terhadap seks dan seksualitas, membuat kita berpikir sebaliknya.

"Jika seseorang mengatakan, 'Saya akan menonton olahraga selama 6 jam,' kita akan berkomentar, 'Keren!' Tapi jika seseorang mengatakan 'Saya akan masturbasi dan menonton film porno selama 6 jam,' kita mungkin mengatakan, 'Gila, ada yang salah dengan kamu,'" kata Donaghue.

Namun perlu diingat bahwa keseringan masturbasi bisa menjadi masalah bila mengganggu pekerjaan sehari-hari--misalnya, jika terlalu sering melakukan masturbasi karena mengakses situs porno di komputer kantor.

Tapi di sisi lain, masturbasi juga dianggap sehat. Aktivitas masturbasi kerap dikaitkan dengan pelepasan stres, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan risiko kanker prostat yang lebih rendah.

Selain itu, bertentangan dengan pendapat bahwa masturbasi dapat merusak hubungan dengan pasangan Anda, beberapa data justru menunjukkan sebaliknya, dimana masturbasi dapat meningkatkan kepuasan terhadap hubungan, dengan catatan berfungsi sebagai pendorong untuk berhubungan seks dengan pasangan, bukan sebagai pengganti. (*/kompas)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini