TRIBUNNEWS.COM - Bagi sebagian pria, viagra adalah salah satu perlengkapan penting sebelum “bertempur”. Pil ini dapat membantu pria yang mengalami disfungsi seksual untuk mencapai dan menjaga ereksinya.
Namun, berita-berita mengenai pria yang tewas karena mengonsumsi obat kuat santer terdengar di antara masyarakat. Informasi semacam ini tentu membuat banyak pria waswas untuk menggunakan viagra, terutama mereka yang memiliki penyakit jantung.
Menurut Dr dr Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC, informasi semacam ini adalah sebuah kesalahpahaman.
Diwawancarai seusai acara peluncuran Azurion oleh Royal Phillips di Jakarta, Kamis (28/9/2017), Kepala Departemen Kardiovaskuler FK UPH ini mengatakan, viagra cukup aman untuk dikonsumsi asal tahu cara pemakaian yang baik dan konsultasi dengan dokter sebelumnya.
“Viagra itu justru adalah obat jantung, asal dalam indikasi dan dosis yang tepat,” imbuhnya.
Bernama lain sildenafil, Antonia berkata bahwa viagra merupakan bagian dari obat jantung hipertensi pulmonal. “Jadi, bukan salah obatnya, tetapi pemakaiannya,” ujarnya.
Dalam artikel Kompas.com yang dipublikasikan pada 4 Agustus 2016, dijelaskan bahwa viagra bekerja dengan menghambat enzim phosphodiesterase type 5 (PDE-5).
Hal ini membuat otot di penis rileks dan aliran darah dapat mengalir lancar sehingga terjadi ereksi.
Akan tetapi, viagra juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah atau vasodilator sehingga dosis yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular, seperti fluktuasi tekanan darah dan irama jantung tidak teratur.
Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi viagra, pastikan Anda telah melakukan konsultasi dengan dokter dan benar-benar memahami cara pemakaiannya.