TRIBUNNEWS.COM - Vonis gagal ginjal tentu menjadi ketakutan tersendiri bagi penderita dan keluarga.
Namun gagal ginjal bukan akhir dari segalanya.
Seiring berkembangnya teknologi dalam bidang kedokteran, penanganan penyakit gagal ginjal juga mengalami perkembangan dan memunculkan alternatif dalam perawatannya.
Penderita gagal ginjal tak melulu harus melakukan cuci darah untuk meringankan penyakitnya.
Kini ada alternatif perawatan lain yaitu Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
Alternatif ini memungkinkan pasien dan keluarga yang menentukan jenis perawatan apa yang sesuai kebutuhan dengan arahan dokter.
Jika dalam perawatan cuci darah, pasien gagal ginjal membutuhkan tenaga medis dan mesin untuk melakukannya, CAPD dirasa lebih sederhana dan praktis.
CAPD memungkinkan pasien untuk “menyaring darah” secara mandiri.
Caranya adalah memasukkan membran peritoneum ke dalam tubuh dan menambahkan beberapa alat untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan yang semula adalah tugas ginjal.
Beberapa kelebihan dari CAPD adalah memungkinkan fungsi ginjal yang tersisa akan terpelihara dengan baik yang akan berguna jika nantinya ingin melakukan transplantasi ginjal.
Kelangsungan hidup pasien juga diklaim lebih lama pada tahun-tahun pertama dibanding perawatan yang lain serta dialisis dapat dilakukan di rumah sehingga tidak perlu datang 2-3 kali dalam seminggu ke rumah sakit.
Pergantian cairan dilakukan dalam empat jam sekali, dengan alat yang relatif kecil dan dapat dilakukan dimana saja, asalkan bersih.
“CAPD sebaiknya terus (dilakukan pergantian cairan), tapi kalau (dalam) posisi terpaksa tidak masalah berhenti sejenak,” tambah dokter Jonny seorang spesialis ginjal dalam seminar kesehatan yang diadakan oleh Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) dengan dukungan dari Baxter di Jakarta, 5 November 2017.
Pergantian cairan, selain dapat dilakukan di rumah, juga dapat dilakukan di sekolah, kantor, bahkan tempat berlibur.
Melakukan pergantian cairan juga tak perlu tempat yang steril, yang terpenting adalah bersih.
Seminar ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan mereka yang memiliki masalah dengan penyakit ginjal.
Dengan pengobatan, perawatan, pola makan dan diet yang baik, pasien gagal ginjal tetap memiliki kesempatan hidup yang lebih besar dan lama.
Natalia Mandiriani/intisari-online