Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hampir sebagian besar pengidap HIV dan AIDS di Kabupaten Bandung enggan menjalani program pengobatan yang disiapkan pemerintah Kabupaten Bandung.
Alasannya yakni mereka tidak ingin masyarakat mengetahui bahwa dirinya adalah penderita HIV/AIDS.
Karena, begitu masyarakat tahu ada pengidap HIV-Aids, penderita langsung dikucilkan.
Sehingga akhirnya, para pengidap ini lebih memilih pengobatan di luar Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3KBP3A) Kabupaten Bandung, Hendi Aryandi Purwanto, mengatakan, alasan pengidap meninggalkan daerahnya karena merasa tidak mendapat dukungan masyarakat.
"Seharusnya kita membangkitkan semangatnya untuk tetap hidup, kalau begini membuat mereka semakin terpuruk," kata Hendi di Graha Wirakarya, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Kamis (14/12/2017).
Baca: Sudrajat Tak Gentar Meski Ada Catatan di Pilgub Jabar Cagub dari Militer Gagal
Hendi Aryandi mengimbau, jika menemukan warga yang mengidap HIV-AIDS, masyarakat diminta untuk segera melaporkan ke Pemerintah Kabupaten Bandung.
"Segera laporkan, supaya ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan," imbaunya.
Meningkat
Tercatat pada 2017 ini di wilayah Kabupaten Bandung ada 91 kasus penyebaran virus HIV dan AIDS.
Peningkatan kasus akibat virus HIV dan AIDS ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Di tahun sebelumnya, hanya 86 kasus penyebaran virus HIV dan AIDS.