News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penderita Difteri di Balikpapan Sudah Capai 17 Orang, Ini Penanganan yang Dilakukan DKK

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, mengungkapkan penderita difteri di Kota Balikpapan sudah mencapai belasan orang.

Totalnya ada 17 orang, yang sekarang masih ditangani proses pemulihannya.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Ballerina Pontolumiu, kepada Tribunkaltim.co di depan aula gedung Pemkot Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Senin (29/1/2018) siang usai pertemuan cofee morning.

Baca: Truk Boks Melindas Empat Sepeda Motor Lalu Muncul Percikan Api

Ia menjelaskan, masyarakat sebanyak 17 orang yang dinyatakan mengidap penyakit difteri telah ditangani pihak Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo Kota Balikpapan.

Sampai sejauh ini belum ada laporan pasien yang mengalami terancam raganya, belum ada sampai yang meninggal dunia akibat menderita difteri.

Pasien di karantina, tidak diberi kebebasan untuk keluar dari ruang rawat. "Sudah diterapi, sedang diobati. Sampai sekarang masih dalam karantina," tegasnya.

Menurut dia, mereka yang dinyatakan menderita difteri secara medis akan bisa kembali normal. Penyakit yang diderita bisa hilang jika penanganannya tepat dan cepat.

"Bisa sembuh. Yang terkena difteri bisa kembali normal asalkan mau diobati di rumah sakit. Asalkan mau divaksin terus pasti bisa sembuh. Penyakit ini bisa disembuhkan," ungkap Ballerina.

Pengananan wabah difteri yang dilakukan Dinas Kesehatan sudah dilakukan secara menyeluruh.

Baca: Puan Maharani Bukanlah Panglima Tempur Pemenangan Ganjar-Yasin

Dia mengaku, penanganan sudah hampir merata di berbagai daerah. Satu cara yang diupayakan ialah melakukan tindakan Otubreak Respone Immunization.

Upaya itu merupakan gerakan penanggulangan kejadian luar biasa terhadap penyakit difteri melalui pemberian imunisasi dengan tujuan wabah kejadian luar biasa bisa ditangani secara baik.

Kata Bellerina, penangannya sudah berlangsung sejak Desember 2017. Kemudian kini berlanjut ke tahap kedua dilangsungkan pada Januari 2018 yang pelaksanaannya dilangsungkan di Pusksmas dan Posyandu.

Bagi dia, maksimalisasi penangkalan difteri melalui cara imunisasi sebanyak 95 persen.

Penyebab munculnya difteri tidak lain karena faktor kekosongan kekebalan di tengah masyarakat di sebuah kawasan.

"Kami belakangan ini sudah turun sejak 4 Januari. Nanti mau dilaksanakan di Gunung Samarinda. Hari kemarinnya kami langsungkan di daerah Teritip," ungkapnya.

Saat ditanya mengenai kebijakan vaksin difteri di kalangan masyarakat, Ballerina menjelaskan, tidak ada persoalan.

Program vaksin yang dilakukan tim medis dari Dinas Kesehatan tidak menemui kendala, semua diterima masyarakat seluruh Kota Balikpapan.

"Kemarin kami di Teritip diterima semua oleh masyarakatnya. Tidak ada yang menolak untuk dilakukan vaksin difteri. Yang penting itu diberi vaksin supaya kebal tidak terkena penyakit," tutur Ballerina, wanita asal Sulawesi Utara ini.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini