TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dampak dari infeksi cacingan ini tak hanya menghambat tumbuh kembang anak tapi juga menyebabkan kerugian ekonomi.
FKM-UI menyebutkan dari prevalensi infeksi cacingan nasional sebesar 28,12 persen kehilangan karbohidrat yang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 184 milyar setiap tahunnya.
Tak hanya itu infeksi cacing juga menyebabkan kehilangan protein yang berujung pada kerugian ekonomi sebesar Rp 194,5 milyar setiap tahunnya.
Cacingan bisa diatasi dengan pemberian obat cacing.
Jika pemberian obat cacing dilakukan secara masif maka tindakan ini bisa meningkatkan status gizi dan fungsi kognitif anak.
Melihat tingginya prevalensi infeksi cacing ini maka Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes mengadakan program pembinaan perbaikan gizi masyarakat yang sudah dimulai sejak 2015.
Baca: Infeksi Cacingan Bisa Picu Stunting pada Anak
Program ini memiliki dua target utama. Pertama menurunkan prevalensi cacingan pada usia balita, usia pra sekolah, dan anak usia sekolah dasar sebesar 10 persen secara bertahap.
Target keduanya adalah meningkatkan capaian cakupan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan minimal 75 persen.
POPM Cacingan dilangsungkan dua kali dalam setahun, setiap bulan Februari dan Agustus untuk kabupaten atau kota dengan prevalensi infeksi cacingan di atas 50 persen.
Sedangkan pada daerah dengan prevalensi 20 sampai kurang dari 50 persen, pemberian obat cacing dilakukan setahun sekali.
“Kegiatan ini juga mencakup pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia dan pemberian obat cacing pada trimester kedua pada ibu yang mengalami infeksi cacingan,” kata dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, Ditjen P2P Kemenkes RI di Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Adapun obat cacing yang dibagikan secara massal oleh Kemenkes adalah Albendazole dosis tunggal 400mg. Dan untuk menyempurnakan pemutusan rantai penularan infeksi cacingan.
Untu itu yang pelu diperhatikan, kebersihan perorangan seperti membiasakan cuci tangan pakai sabun pada lima waktu kritis yaitu sebelum makan, sehabis buang air besar, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makan.
Kemudian setelah menceboki bayi, dan setelah kontak dengan hewan. Kita juga perlu memerhatikan kebersihan lingkungan seperti menjaga kebersihan toilet dan pembuangan limbah,' katanya.