TRIBUNNEWS.COM - Obesitas atau kelebihan berat badan, biasanya dapat dicek dengan menggunakan timbangan atau meteran badan.
Tapi yang lebih mudah, tinggal berkaca saja untuk melihat lekukan timbunan lemak di badan.
Baca: Puluhan OKP Minta Pemerintah Evaluasi Parpol yang Terlibat Terorisme
Namun, sebuah studi yang disertakan dalam Science Translational Medicine menyatakan bahwa urin seseorang ternyata dapat membuktikan bahwa orang tersebut berisiko obesitas atau tidak.
Artinya, kini untuk mengetahui apakah berisiko obesitas dapat semudah memperhatikan senyawa yang ada pada urin saja.
Menurut studi yang terbit Rabu (29/04/2015) itu, urin juga bisa melihat adanya penyakit lain terkait obesitas. Di antaranya seperti diabetes tipe II, ginjal, arthritis, hingga penyakit pada empedu.
Studi tersebut dilakukan dengan menganalisa sampel urin milik lebih dari 2.000 orang di Amerika dan Inggris. Partisipan yang dipilih kira-kira berusia 40 hingga 59.
Dari analisis tersebut, peneliti menemukan lebih dari 25 penanda kimiawi pada urin yang terkait dengan indeks massa tubuh dari partisipan. Penanda itu merupakan tanda metabolisme obesitas.
"Hasil yang kami dapatkan menunjukkan adanya pola penanda metabolisme dalam urin yang berhubungan dengan obesitas," kata Dr. Paul Elliot dari Imperial College London, salah satu dari penulis studi itu.
Peneliti juga mendapatkan hasil data bahwa 9 dari 25 penanda tersebut merupakan senyawa yang dihasilkan dari bakteri yang hidup di usus manusia. Sementara beberapa lainnya penanda metabolisme otot.
"Makanan bukanlah satu-satunya yang mengendalikan obesitas, tetapi juga latihan fisik," demikian studi tersebut menyarankan.