“Tidak usah khawatir, yang penting jangan terpisah dari rombongan. Kalau ada masalah kesehatan di sini bisa tanya petugas karena kita ada di sekitar Nabawi,” ujar Huda.
Suhu di Makkah pada saat di Armina akan mencapai kurang lebih 53 derajat Celcius tentu di sana keadaannya lebih berat daripada di Madinah yang saat ini suhunya sekitar 43 derajat. Oleh karenanya jemaah perlu menyiapkan mental bahwa di sana harus sehat. Diniatkan secara kuat bahwa ini adalah ibadah haji dan kita dapat melaksanakan ibadah tersebut.
“Mensugesti diri sendiri bahwa kita dapat melaksanakan ibadah haji akan dapat memberikan semangat untuk menjaga kesehatan”, terang Huda.
Selain kesiapan mental, kesiapan fisik juga perlu disiapkan. “Istirahat yang cukup, membawa obat-obatan yang dianjurkan dari Tanah Air. Bila ada keluhan dapat memeriksakan ke dokter kloter atau bila agak berat dapat dikonsultasikan di KKHI. Gunakan APD. Banyak makan buah-buahan dan banyak minum supaya tetap sehat,” terangnya.
Huda menyebutkan jemaah berisiko tinggi dengan masalah psikiatri sebetulnya dapat dikenali sejak di Tanah Air misalnya mudah lupa atau sering lupa di mana menaruh barang. Dehidrasi adalah salah satu faktor yang memperberat kondisi pasien.
“Dia sudah tua, iklim di sini beda. Di Indonesia tropis di sini panas, kelelahan, kurang cairan. Di negara lain merasa sendiri, tidak ada orang yang dikenali, kesulitan dalam berbahasa, jauh dari keluarga, ini mempengaruhi peningkatan stresnya. Apalagi saat terpisah dari rombongan dan tidak dapat berkomunikasi dengan handphone. Ini akan memperberat stressor bagi Lansia,” terang Huda lebih lanjut.
Berbeda dengan orang yang masih muda, mereka akan mudah beradaptasi yaitu dengan cara bertanya. Kepada para jemaah khususnya jemaah Lansia, Huda berpesan agar jangan berpisah dari rombongan.
“Bila ingin pergi harus ada yang mendampingi minimal 1 orang yang bisa berkomunikasi dan berani bertanya. Jangan lupa bawa minuman dan uang secukupnya, tidak lupa jika pergi izin kepada ketua regunya atau kepada teman satu kamar agar jika ada apa-apa bisa dibantu dan diinformasikan kepada petugas,” kata Huda.
Sementara itu, bila kita menemukan pasien yang stres, Huda menganjurkan agar kita menolongnya dengan memberikan kenyamanan kepada jemaah tersebut.
“Berikan kepercayaan bahwa dia tidak sendiri di sini. Ada kita. Kita memberikan jaminan. Selanjutnya kita lihat kebutuhan pasien. Misalnya dia butuh minum maka kita bantu sesuai dengan kebutuhannya,” katanya.