TRIBUNNEWS.COM — Di luar negeri, ada pepatah yang menyebutkan: ‘an apple a day keeps the doctor away’. Artinya kira-kira bahwa dengan mengonsumsi satu buah apel setiap hari, berbagai risiko penyakit bisa dihindari.
Namun, Mustika Ratu, sebagai merek kecantikan dan kesehatan holistik di Indonesia, mengungkapkan bahwa makanan tradisional Indonesia, kolang kaling, bisa menjadi alternatif yang menyehatkan bagi konsumen yang ingin tetap fit dan aktif.
“Kolang-kaling memiliki kandungan serat dan Vitamin C yang bermanfaat untuk menghindari masalah-masalah kesehatan di tengah tengah padatnya kesibukan sehari-hari”, ungkap Aldy Giraldie, Group Brand Manager Jamu Mustika Ratu dalam keterangan persnya, Jumat (10/8/2018).
Aldy mengatakan bahwa sejak berabad-abad yang lalu, kolang kaling telah dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan dan minuman yang dikonsumsi secara tradisional dan turun temurun.
Aldy juga menyebut pendiri Mustika Ratu BRA Mooryati Soedibyo telah mengkonsumsi Kolang kaling sejak berpuluh tahun yang lalu dan tetap aktif di usia beliau yang ke-90 tahun.
Dengan manfaat yang menyehatkan dari Kolang Kaling, Mustika Ratu memutuskan untuk mengemasnya menjadi minuman ready-to-drink (RTD). Minuman ini mengandung bahan kolang-kaling natural 100%, dengan kemasan yang praktis dan nyaman untuk dibawa ke mana saja. Produk dari Mustika Ratu ini sekaligus merupakan minuman Kolang Kaling ready-to-drink pertama di Indonesia.
“Sejauh ini, pasar konsumen Indonesia telah memberikan sambutan hangat. Sejak dirilis pada bulan Juni 2017, permintaan pada minuman kolang-kaling telah meningkat hingga 40% dan berkontribusi sebanyak 7% pada pendapatan Mustika Ratu di bidang produk kesehatan. Konsumen kami sangat menikmatinya dan konsep RTD sangatlah tepat karena sekarang mereka bisa meminumnya kapan saja dan dimana saja, tanpa perlu persiapan lain,” ungkap Aldy.
Menurut Aldy, permintaan terhadap minuman Kolang Kaling terus meningkat, terutama dari pasar Amerika Utara.
“Enam bulan yang lalu, kami memperkenalkan produk ini di beberapa titik distribusi di Hongkong dan Kanada. Sejak itu, kami terus menerima permintaan, bahkan dua kali lipat jumlahnya dari permintaan di Indonesia," jelasnya.