Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fx Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) tahun ini akan dipusatkan di Palembang yang berlangsung 18-20 September 2018. Untuk menyambutnya, Master Veneer Dokter Gigi, Donna Pratiwi, Sp.Prosto memberikan 8 #TipsGigiSyantik yang sehat dan kuat bagi masyarakat yang peduli dengan kesehatan gigi dan perawatan kecantikan gigi. Adapun 8 #TipsGigiSyantik tersebut sebagai berikut:
1. Memutihkan gigi dengan Treatment
bleaching dan veneer gigi
Ada 2 cara untuk memutihkan gigi, dengan Bleaching dan pemasangan Veneer gigi. Perbedaan utama antara keduanya adalah bleaching bersifat sementara sedangkan veneer gigi bersifat lebih permanen. Bleaching atau dental whitening adalah tindakan pemutihan gigi dengan menggunakan bahan aktif peroksida, baik itu carbamide atau hydrogen peroksida. Ada 2 jenis bleaching yaitu bleaching gigi yaitu dengan in office bleaching dan dengan bleaching at home. Keduanya menggunakan bahan aktif dengan kisaran 3% sampai 43%. Secara umum, semakin tinggi kandungan aktifnya dan semakin lama kontaknya dengan permukaan gigi maka semakin putih hasilnya.
Sedangkan, Veneer Gigi adalah suatu bahan pelapis yang diletakkan pada permukaan muka gigi. Fungsi veneer adalah restorative sekaligus estetika, yaitu mempercantik dan melindungi permukaan muka gigi yang rusak. Ada 2 jenis veneer gigi yaitu veneer direct dan Veneer Indirect. Veneer Direct adalah veneer yang dilakukan dibuat langsung dengan menggunakan bahan tambal. Sedangkan Veneer Indirect adalah veneer gigi yang harus melalui tahap pembuatan secara laboratorik, dengan material porselen. Veneer gigi direct dibuat langsung jadi dengan menggunakan bahan tambal. Sedangkan Veneer indirect dengan bahan porselen. Veneer Direct cenderung kurang bertahan lama dibanding Veneer Indirect, namun hal ini bervariasi sesuai pemakaiannya.
2. Meratakan gigi dengan treatment
kawat gigi.
Perawatan meratakan atau merapikan gigi dengan memakai peranti kawat gigi atau yang disebut dengan ortodonti. Kawat gigi dipasang permanen pada permukaan gigi. Dengan pengaktifan kawat yang digerakkan secara rutin setiap 1-2 bulan, diharapkan gigi akan berbaris dengan baik pada posisi lengkung yang benar. Lamanya pemakaian bervariasi, antara 2-4 tahun sesuai keadaan yang ditemukan. Berdasarkan materialnya, Ada 2 jenis kawat gigi, logam/metal dan sapphire/clear. Kawat gigi dengan bahan metal adalah berwarna seperti logam dan kawat gigi sapphire berwarna transparan atau sewarna gigi. Pilihan meratakan dengan kawat gigi tidak ada yang salah, namun perlu tepat dalam pertimbangan sesuai kondisi pasien.
3.Penggunaan Dental Implant
Pemakaian Dental Implant tidak mengenal batasan usia. Namun ada beberapa kondisi yang menjadi syarat pemasangan Dental Implant . Dental Implant memerlukan prosedur pembedahan sehingga setiap pasien harus cukup sehat dan memenuhi syarat untuk menjalani proses bedah. Dental Implant juga memerlukan kondisi tulang yang baik dari segi kualitas dan kuantitas. Secara kualitas jaringan tulang pendukung harus cukup solid atau padat sehingga memungkinkan untuk tercapai kestabilan awal suatu dental implant. Dari segi kuantitas diperlukan jumlah tulang yang cukup tebal secara tinggi dan lebarnya untuk mengelilingi badan dental implant.
4. Memperoleh Hasil Terbaik Bleaching
Ada 2 cara untuk bleaching gigi yaitu dengan Bleaching in Office Bleaching dan Bleaching at Home. Keduanya menggunakan bahan aktif peroksida, baik itu carbamide atau hydrogen peroksida dengan kisaran 3% sampai 43%. Secara umum, semakin tinggi kandungan aktifnya dan semakin lama kontaknya dengan permukaan gigi maka semakin putih hasilnya. Namun secara kesehatan hal ini dapat meningkatkan sensitifitas gigi. Oleh karena itu, pada peroksida dengan konsentrasi tinggi sebaiknya diturunkan waktu aplikasinya. Sesuai namanya, Bleaching in Office artinya adalah bleaching dilakukan di praktek dokter gigi dan dilakukan oleh dokter gigi. Hasilnya gigi akan putih secara instan. Konsentrasi peroksida yang digunakan biasanya lebih tinggi daripada yang digunakan di rumah. Dengan peralatan sinar atau panas yang digunakan di klinik gigi (bervariasi tiap merek), akan mempengaruhi kecepatan hasil pemutihan gigi. Sedangkan Bleaching at Home membutuhkan waktu paling cepat 5 hari untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kadar peroksida yang dipakai juga relative lebih minimal. Bleaching sebaiknya dilakukan maksimal sekali setahun.
5. Faktor Estetika Gigi Tiruan Lepasan
Dentures atau gigi tiruan lepasan atau yang sering disebut gigi palsu adalah jenis gigi tiruan yang dapat dilepas pasang yang berfungsi mengganti kehilangan sebagian atau seluruh gigi, dengan menggandeng atau berpegangan pada gigi tetangga sebagai penyangganya. Dengan mengganti gigi yang hilang, Dentures tidak hanya memperbaiki fungsi pengunyahan tapi juga memiliki fungsi estetika sehingga tidak ada penampilan gigi ompong. Dentures atau yang lebih dikenal dengan gigi palsu, adalah alternative yang paling popular untuk solusi penggantian gigi yang hilang atau ompong di kalangan lansia. Dentures juga akan berfungsi menahan posisi gigi-gigi sekitar supaya tetap berfungsi kunyah yang baik. Beban pengunyahan akan lebih terdistribusi dengan lebih lengkapnya jumlah elemen gigi yang dapat difungsikan. Denture perlu Segera dibuat setelah gusi sudah melewati masa pemulihan total setelah tindakan pencabutan yaitu bervariasi antara 1-2 bulan. Dengan pemilihan warna gigi dan penyusunan yang tepat, dentures dapat memberikan penampilan yang baik. Hal lain yang paling sering dikeluhkan adalah dengan adanya kawat yang berfungsi sebagi pengikat dentures pada gig asli yang masih ada dalam rongga mulut. Hal ini dapat diatasi dengan dentures jenis valplast yang memiliki pengikat yang terbuat dari bahan valplast yang sewarna dengan gusi. Dentures juga memiliki pergerakan minimal, sehingga tidak menetap dengan kestabilan posisi seperti crown bridge atau gigi tiruan jenis permanen lainnya. Dengan tehnik pembuatan yang benar, semua kelemahan ini dapat diminimalisir. Namun semua ini masih tetap bergantung pada factor anatomi bentuk rongga mulut sebagi fondasi dentures itu sendiri dan juga kebiasaan pasien biasa mempengaruhi kestabilan dentures yang berdampak pada kenyamanan pemakaiannya. Kestabilan dentures juga dapat mempengaruhi fungsi pengucapan.
6. Bridge Sebagai Jembatan
Bridge adalah gigi tiruan permanen yang berfungsi mengganti kehilangan gigi dengan menggandeng atau berpegangan pada gigi tetangga yang kuat sebagai penyangganya. Bridge juga sekaligus merestorasi struktur mahkota gigi penyangga yang rusak dengan cara membungkus gigi tersebut. Jadi bridge juga memiliki fungsi estetika, yaitu mempercantik dan melindungi permukaan muka gigi yang rusak. Bridge dapat dijadikan alternative untuk solusi penggantian gigi yang hilang atau pasca pencabutan. Namun hanya dapat diaplikasikan pada kondisi kehilangan gigi dimana posisi gigi yang hilang diapit dengan gigi penyangga yang kuat. Sesuai namanya bridge atau jembatan, memerlukan tiang atau penyangga yang kuat. Sehingga Gigi tetangga yang dapat diaplikasikan sebagai gigi penyangga bridge perlu memiliki persyaratan tertentu. Kekuatan menjadi persyaratan penting bagi gigi penyangga bridge. Gigi penyangga harus menggendong gigi yang hilang. Sehingga gigi yang memiliki kegoyangan tidak memenuhi persyaratan sebagai gigi penyangga. Atau ukuran gigi yang kecil dan akar gigi yang pendek sebisa mungkin tidak digunakan sebagai penyangga bridge. Bridge dapat dipasang pada kasus kehilangan gigi yang memerlukan estetika.
Selain warna, bridge dapat berfungsi memperbaiki ukuran, bentuk atau posisi gigi yang tidak normal. Seperti halnya pemasangan jacket crown, bridge dapat dipasangkan gigi dengan warna yang kusam atau pada gigi yang terlalu kecil dari yang seharusnya, terlalu maju/tonggos. Pada gigi yang tidak sama ukurannya kanan dan kiri. Posisi-posisi gigi miring atau terlalu tinggi sehingga mengganggu penampilan. Secara umum, ada 3 material yang digunakan untuk pembuatan bridge. yaitu terbuat dari bahan logam, porselen dan zirconium.
7. Jacket Crown Merestorasi
Jacket Crown atau mahkota gigi tiruan adalah gigi tiruan permanen yang berfungsi merestorasi struktur mahkota gigi yang rusak dengan cara membungkus gigi tersebut. Jadi jacket crown memiliki fungsi restorative sekaligus estetika, yaitu mempercantik dan melindungi permukaan muka gigi yang rusak. Jacket crown dapat diaplikasikan pada kasus gigi dengan kerusakan atau lubang gigi yang lebih luas (tidak dapat ditambal lagi). Sering kita temukan kondisi gigi dengan tambalan yang berkali-kali lepas. Pada kasus inilah gigi tersebut sudah dapat dipasangkan jacket crown. Jacket crown juga dapat diaplikasikan untuk memperbaiki estetika penampilan gigi, misalnya pada gigi dengan warna yang buruk atau kusam. Contoh yang jelas tampak pada gigi yang terpapar obat tetrasiklin pada masa pembentukannya dahulu.Gigi akan tampak seperti bergaris-garis karena memiliki lebih dari 1 warna , kuning , coklat sampai abu-abu, atau juga pada gigi dengan kelebihan fluor atau fluorosis, dengan tampilan bercak-bercak putih pada emailnya. Kondisi demikian tidak dapat diatasi dengan tehnik diputihkan dengan cara bleaching atau pemutihan gigi. Selain warna, jacket crown dapat berfungsi memperbaiki ukuran, bentuk atau posisi gigi yang tidak normal. Misalnya pada gigi yang terlalu kecil dari yang seharusnya, terlalu maju/tonggos. Pada gigi yang tidak sama ukurannya kanan dan kiri. Posisi-posisi gigi miring atau terlalu tinggi sehingga mengganggu fungsi pengunyahan. Fungsi estetika jacket crown yang cukup popular akhir-akhir ini adalah membentuk gigi kelinci. Akhir-akhir ini permintaan sekelompok masyarakat yang ingin memiliki tampilan gigi seperti kelinci yaitu dua gigi tengah atas depan yang lebih memanjang daripada gigi tetangganya, cukup menjadi fenomena. Jacket crown dapat terbuat dari bahan logam, porselen dan zirconium. Bahan logam jacket crown biasanya menggunakan logam campuran atau alloy. Sifatnya sangat kuat dan tahan lama, namun tentunya penampilannya kurang baik. Dari segi biaya, juga relative paling murah dibanding porselen dan zirconium. Bagi yang mengutamakan penampilan, pilihan material pasti jatuh pada bahan porselen dan zirconium. Bahan porselen memiliki estetika yang sangat baik, namun sifatnya agak rapuh sehingga kurang kuat terhadap beban kunyah. Sebaliknya zirconium, memiliki kekuatan maksimal yang bahkan melebihi email gigi manusia, sehingga dapat diletakkan dimana saja didalam rongga mulutkita. Estetikanya pun sangat baik dengan translusensidan warna yang menyerupai gigi asli. Kelebihan aplikasi pemasangan jacket crown adalah sifat permanennya. Bahannya yang kuat dan tahan lama, pemakaiannya yang nyaman karena tidak mengganggu pengucapan atau gerak lidah, membuatnya terasa sperti gigi asli. Namun kekuatan dan hasil estetika yang dihasilkan jauh lebih tinggi kualitasnya daripada sekedar tambalan. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan untuk pembuatannya juga dipastikan lebih tinggi. Jadi JACKET CROWN dapat dikelompokkan sebagai gigi tiruan permanen seperti VENEER, bridge dan implant.
8. Scaling meningkatkan Kesehatan Gigi
Pembersihan karang gigi atau yang biasa disebut scaling adalah tindakan pembuangan sisa makanan yang telah mengeras dalam bentuk karang gigi (calculus) atau noda gigi (stain). Selain bermanfaat menghilangkan gusi berdarah, pembersihan karang gigi atau biasa disebut scaling dapat juga dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan serta mengatasi masalah bau mulut. Tindakan scaling hanya dapat dilakukan dengan peralatan khusus yang dimiliki dalam praktek dokter gigi umumnya. Alasannya adalah perlekatan karang atau noda gigi yang cukup kuat pada permukaan gigi dan jaringan gusi sekitarnya. Lokasinya pun sering sulit dijangkau, seperti di bagian dalam gigi belakang, di bawah gusi atau sela-sela gigi yang tidak terlihat. Dengan demikian hal ini tidak memungkinkan dilakukan secara mandiri di rumah dengan alat bantu seperti sikat gigi, benang gigi atau kumur-kumur sekalipun. Oleh karena itu, sebagai tindakan pemeliharaan kesehatan gusi sekaligus gigi, sangat perlu tetap rutin membersihkan karang gigi.
Donna Pratiwi kelahiran Jakarta, 29 September 1976 bukan nama baru di kalangan kedokteran gigi Indonesia. Selain pernah berkarir sebagai dosen Prostodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, Drg. Donna Pratiwi, Sp.Prosto adalah dokter gigi dengan spesialisasi gigi tiruan yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1999 yang berpredikasi lulusan dokter gigi spesialis dengan masa pendidikan tercepat dengan menyelesaikan kurikulum pendidikan spesialis 6 semester dalam waktu 2 tahun di FKG-UI pada tahun 2002.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam perawatan kesehatan gigi dan kecantikan gigi, gerai praktek Drg. Donna bernama MERIDIEN di kawasan Pondok Indah, jalan Margaguna Raya no.9, Pondok Indah, Jakarta Selatan dan BSD City, Ruko Versailles Blok FB no.25 Serpong.