TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua mana yang tidak panik dan sedih ketika buah hati kesayangannya sakit.
Apalagi jika Si Kecil mengalami kondisi tubuh yang tidak stabil, seperti suhu badannya naik turun dalam jangka waktu lama.
Ditambah jika Si Kecil pun menolak saat diberi makan, atau justru muntah ketika bunda baru memberikan beberapa suap makanan untuknya.
Perasaan bunda pasti sangat hancur dan tidak karuan ketika menghadapi kondisi Si Kecil seperti itu.
Sebenarnya demam yang dialami oleh Si Kecil merupakan hal yang sering terjadi, yang mana penyebabnya bisa dari berbagai macam hal.
"Demam pada anak merupakan pertanda adanya proses peradangan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan sebagainya. Tapi bisa juga dari proses noninfeksi seperti alergi," ujar dr. Rifan Fauzie, Sp.A. dari RSAB Harapan Kita, Jakarta.
Baca: Jangan Takut Anak Demam! Segera Berikan Vaksin Agar Terhindar dari Difteri yang Sudah Mewabah
Apabila Si Kecil mengalami kondisi seperti itu, maka Rifan menyarankan untuk memberikan obat penurun demam.
"Sebagai pertolongan pertama, tentu obat penurun demam seperti parasetamol terbukti sangat membantu," kata Rifan.
"Ditambah dengan asupan cairan yang cukup, kompres seluruh tubuh dengan air hangat," lanjut Rifan menjelaskan.
Rifan menambahkan, jika penggunaan antibiotik untuk menangani kondisi seperti ini tampaknya kurang efektif.
"Pada hampir sebagian besar kasus infeksi akut (kurang dari 7-10 hari), antibiotik sebenarnya tidak membawa manfaat, kecuali memang sudah terbukti sebagai penyebab," ujar Irfan menjelaskan.
Bila terjadi infeksi, yang sering menjadi penyebab adalah infeksi virus yang pada dasarnya tidak sama sekali memerlukan antibiotik.
"Gejala awal infeksi virus dapat berupa demam, anak menjadi lebih rewel, makan minumnya terganggu, mual muntah, batuk pilek maupun diare, tergantung pada sistem tubuh yang terinfeksi," jelas Irfan beberapa waktu lalu.
Bunda bisa juga melakukan pemeriksaan darah untuk membantu memperjelas diagnosis, yang mana pemeriksaan ini bisa dilakukan saat demam hari ke 3.
Pemeriksaan darah dilakukan khususnya apabila secara pemeriksaan fisik atau klinis tidak diketahui kelainan yang spesifik sebagai penyebab demamnya.