Laporan Wartawan Surya Sulvi Sofiana
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ahli mikrobiologi dari berbagai negara memaparkan perkembangan bakteri dan resistensinya terhadap antibiotik dalam “The 1st International Scientific Meeting on Clinical Microbiology and Infectious Disease” (ISM-CMID) , Sabtu (14/10/2018).
Dr Eko Budi Kundhori Sp MK (k), anggota Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) mengungkapkan tiap minggunya menemukan 3 bakteri yang resisten pada antibiotik.
"Bakterinya biasa, tapi kalau resisten sama antibiotik bisa tidak biasa. Meskipun tidak semua bakteri yang kami temukan sudah menginfeksi pasien, sebagian belum masih menempel saja pada luka,"ungkap pria yang juga ketua panitia perhelatan yang yang digelar Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI).
Dokter yang bekerja di bidang Mikrobiologi RSUD Dr Soetomo mengungkapkan simposium ini berlangsung bersamaan dengan Kongres Nasional PAMKI 2018 ke-10 dan Symposium Nasional Indonesia Antimicrobial Resistance Watch (IARW) 2018 ke-12. Sehingga banyak penelitian terkait mikroba yang juga dipamerkan dalam bentuk poster.
"Simposium ini penting karena bakteri yang resisten semakin menakutkan, di Amerika ada yang meninggal karena resisten dengan antibiotik. Padahal di Amerika antibiotik jumlahnya banyak sekali dibandingkan di Indonesia,"urainya.
Sehingga kegiatan simposium ini juga bisa menjadi kajian agar ada langkah strategis menyebarnya bakteri resisten antar manusia. Karena pengunjung pasien yang terkena bakteri resisten dari negara lain bisa saja berkunjung ke Indonesia.
"Simposium ini diharapkan membuka wawasan masyarakat akan bahayanya antibiotik. Karena penyebab terbanyak resisten ini karena salah pemakaian antibiotik,"ungkapnya.
Ia pun mengungkapkan langkah paling utama dalam pencegahan resisten antibiotik ini dengan mengkonsumsi antibiotik sesuai penyakit dan dosisnya. Tidak sembarangan membeli antibiotik saat sakit yang diderita yang tidak membutuhkan antibiotik.
"Biasanya masyarakat awam asal beli dan tidak teratur sesuai dosisnya. Ini seperti melatih bakteri untuk kebal dengan antibiotik,"jelasnya.
Dalam simposium bertema "Update on Management, Prevention, and Control of Infectious Diseases in the Era Of Antimicrobial Resistance" ini juga dihadiri Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek.