TRIBUNNEWS.COM, - Penyelam Basarnas, Syachrul Anto, meninggal dunia saat mengevakuasi Lion Air JT 610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Jumat (2/11/2018).
Syachrul yang merupakan anggota Indonesian Diver Rescue Team itu diduga meninggal karena dekompresi.
Apakah dekompresi?
Apa itu?
Dekompresi adalah gangguan yang biasanya dialami oleh penyelam.
Gejalanya berupa pusing, tubuh terasa lemas, hingga sesak napas.
Kondisi ini muncul ketika tubuh merasakan perubahan tekanan air atau udara yang terlalu cepat, sehingga nitrogen dalam darah membentuk gelembung yang menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ.
Dekompresi merupakan dampak perubahan tekanan, baik air atau udara, yang terjadi terlalu cepat.
Misalnya ketika menyelam, dekompresi akan muncul jika proses kembali menuju ke permukaan tidak dilakukan secara bertahap, atau tanpa menerapkan safety stop (berhenti beberapa menit di kedalaman tertentu) sesuai aturan dasar keselamatan menyelam.
Pada dasarnya, tubuh perlu waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tekanan yang ada.
Jika perubahan tekanan terjadi terlalu cepat, nitrogen yang terkandung dalam darah akan membentuk gelembung-gelembung yang bisa menyumbat pembuluh darah dan jaringan organ.
Lalu, pembuluh darah atau jaringan organ yang tersumbat dapat menimbulkan rasa sakit dan gejala lain.
Baca: Ini Pesan yang Dikirim Penyelam JT 610 kepada Istri Sebelum Gugur
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami dekompresi, antara lain adalah:
* Dehidrasi
* Langsung melakukan penerbangan setelah menyelam
* Obesitas
* Berusia di atas 30 tahun
* Memiliki penyakit jantung
Kabar duka meninggalya Syachrul akibat dekompresi pertama kali muncul melalui akun media sosial Facebook milik Yosep Safrudin, rekan Syachrul pada Sabtu (3/11/2018) dini hari.
"Innalillahi wainnailaihirojiuun. Pahlawan kemanusiaan yg sangat mulia. Terlibat beberapa kali evakuasi korban pesawat (Lion, Air Asia) dan Kapal pelni. Harus berakhir jatah rezekinya di alam fana ini di perairan karawang saat mengevakuasi beberapa paket Jenazah JT610," tulis Yosep.
Kematian salah satu anggota tim penyelam Basarnas itu dikonfirmasi Dansatgas SAR, Kolonel Laut (P) Isswarto.
"Korban dari sipil, penyelam Basarnas," kata Isswarto, Sabtu (3/11/2018) pagi.
Dia menambahkan, proses penyelaman untuk mencari badan pesawat dan korban pesawat Lion Air JT-610 sudah dihentikan pada pukul 16.00 WIB, namun Syachrul masih berada di bawah air.
"Sore jam setengah lima (kecelakaan terjadi). Kita tutup jam empat karena cuaca gelap, saya close. Tapi kok masih ada yang menyelam," ujar dia.
Syachrul kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, dalam keadaan tidak sadar.
Dokter di Instalasi Gawat Darurat RSUD Koja langsung melakukan pemeriksaan dan menyatakan korban meninggal dunia.
Di kalangan rekan-rekannya sesama penyelam, Syachrul dikenal sebagai sosok yang aktif dalam misi kemanusiaan.
Dia juga terlibat membantu korban gempa dan tsunami di Palu-Donggala.
"Baru satu minggu kembali dari Palu. Minta di jemput di (bandara) Halim dua hari yang lalu, pinjam alat selamku (dan kemudian) minta diantar ke posko evakuasi JT610 di Priok," kenang Yosep.
Evakuasi Lion Air JT-610 menjadi misi kemanusiaan terakhir bagi Syachrul.
Penemu Badan AirAsia QZ 8501
Sebelumnya, Syachrul juga ikut dalam misi pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan, Desember 2014 lalu.
Bahkan, Syachrul merupakan satu dari sekian penyelam yang pertama kali menemukan badan pesawat dan enam korban di pesawat AirAsia.
Saat itu, penyelam menemukan pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak di perairan Laut Jawa.
Status Istri
Ucapan belasungkawa tak henti-hentinya mengalir untuk Syachrul melalui akun Facebook miliknya.
Salah satunya dari akun atas nama Lyan Kurniawati yang merupakan istri Syachrul.
"Allah lebih cinta padamu Sayangku, pahlawanku, imamku... Tunggu aku di jannahNya Insya Allah... terimakasih sayang, bimbingan dan didikanmu. Insya Allah kami teruskan dedikasimu dalam kemanusiaan," demikian status dari akun Lyan.
Sabtu pagi tadi, jenazah almarhum diterbangkan sekitar pukul 05.00 WIB dari Jakarta dan tiba di rumah duka tiga jam kemudian, di Jalan Bendul Merisi Gang VIII nomor 41, Surabaya, Jawa Timur.
"Tadi tiba jam 08.00 WIB," kata kakak ipar korban, Ibnu Abdillah di rumah duka, Sabtu (3/11/2018) dikutip dari TribunJatim.com.
Berdasarkan pantauan TribunJatim, di rumah duka telah berkumpul keluarga dan saudara untuk persiapan persemayaman jenazah Syachrul Anto.
Sang istri, Lyan Kurniawati mengatakan, Syachrul Anto dimakamkan di Surabaya pada siang hari tadi.
"Nanti setelah dzuhur dimakamkan di pemakaman dekat rumah," ungkap Lyan.
Selain itu Lyan menyatakan, perjalanan suaminya dimulai saat mereka dari Makasar ke Yogyakarta untuk urusan keluarga.
Kemudian dari Yogyakarta, Syachrul ditelepon untuk misi kemanusiaan relawan di evakuasi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610.
"Kami tinggal di Makasar. Bapak dari Makasar besar di sini dan saya yang dari Jawa. Bisnis di sana juga dan teman-teman penyelam juga di Makasar. Relawan tetap di Basarnas," tuturnya seraya menghapus air mata.