TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Titi Wati (37), penderita obesitas dengan bobot 220 kilogram, terus dipantau kondisinya leh pihak rumah sakit umum daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Mungkinkah tubuh Titi Wati bisa normal kembali usai operasi pemotongan lambung (Bariatrik)?
Dokter Bedah Digesif RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya, dr Ronius, mengatakan kemungkinan kembali normalnya tubuh Titi Wati bisa saja terjadi.
"Seiring perawatan nantinya sangat dimungkinkan tubuhnya bisa normal kembali," ujar dr Ronius.
Perawatan seperti apakah yang akan dijalani Titi Wati?
Terntara masih ada dua kali operasi bedah lagi terhadap Titi Wati, yakni operasi bypass dan operasi lemak serta mungkin juga operasi plastik.
Baca: Operasi Pengecilan Lambung, Tim Dokter Temukan Lemak Tebal di Tubuh Titi Wati, Paling Tipis 15 Cm
"Bisa saja nantinya akan ada upaya sedot lemak tetapi itu melihat perkembangannya nanti. Yang jelas paskaoperasi pemotongan lambung ini waktunya masih cukup lama dalam melakukan operasi Bypass, dan operasi lemak.
Ronius mengatakan, selama perawatan makanan pasien akan diperhatikan oleh dokter gizi sehingga pola makannya bisa diatur dengan baik.
Pelaksanaan operasi pengecilan lambung atau Bariatrik terhadap Titi Wati oleh tim dokter dari Bali dan Kalimantan Tengah yang jumlahnya mencapai sepuluh orang yakni dari Bali enam orang dan dari Kalteng empat orang.
Baca: Ruhut Sitompul Nilai SBY Setengah Hati Dukung Prabowo Subianto, Tak Hadir Saat Debat Perdana
Dokter dari Kalimantan Tengah yakni spesialis bedah digestif satu orang, spesialis anastesi dua orang, satu dokter bedah sedangkan dari Bali enam orang dokter yakni, ahli bedah digestif konsultan, anastesi dan anastesi intensif care dan dokter bedah dua orang serta juga ada dokter rawat bedah.
Ketua Tim Dokter yang melakukan operasi Titi Wati, I Gede Eka Rusdiantara menjelaskan pelaksanaan operasi berlangsung dengan baik dan lancar selama sekitar satu jam lima belas menit dengan penanganan sepuluh dokter dan sesuai dengan rencana.
Baca: Ruhut Sitompul Nilai SBY Setengah Hati Dukung Prabowo Subianto, Tak Hadir Saat Debat Perdana
Dokter spesialis bedah konsultan Digestif dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana Bali ini mengatakan, sebenarnya tidak ada kendala yang berarti, hanya saja lemak dari pasien cukup tebal sehingga yang dicari bagian lemak yang paling tipis setebal 15 sentimeter.
"Setelah dilakukan operasi pertama ini kami akan kembali melakukan operasi tahap kedua setelah adanya penyusutan berat badan berkisar antara 50-60 kilogram, sekitar enam sampai delapan bulan ke depan. Setelah dilakukan operasi ini makanan pasien akan diatur untuk menurunkan berat badannya," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, biasanya usaui operasi yang dilakukam hari ini akan terjadi penyusutan berat badan pasien yang berkisar antara 15 kg sampai 25 kg.