TRIBUNNEWS.COM - Nama Puput Nastiti Devi sekarang tengah ramai dibicarakan.
Sejak dirinya dekat dengan Ahok alias Basuki Thajaja Purnama (BTP), sosok Puput dicari.
Puput Nastiti Devi dikabarkan akan menikah dengan laki-laki pilihannya, Ahok alias BTP, yang usianya terpaut jauh.
Ahok kini usianya lebih dari 52 tahun, sementara Puput Nastiti Devi usianya baru akan menginjak usia 22 tahun.
"Ya jauh terpautnya, 31 tahun, anaknya baik begitu. Baru mau 22 tahun ini (usia Bripda Puput)," kata Ahok BTP di depan akrab Oesman Sapta Odang, Ahok BTP membongkar seluruh kisahnya dengan Bripda Puput Nastiti Devi, calon istrinya.
Pasangan beda usia terlalu jauh, ada risiko yang harus dihadapi.
Risiko tersebut adalah masalah kesehatan, dalam hal ini kesuburan, juga seks.
Dilihat dari kacamata medis, kualitas sperma yang diproduksi pria akan terus menurun seiring bertambahnya usia.
Baca: Kata Ahok Sang Mama Semakin Sehat, Puput: Karena Tahu Anaknya Sudah Ada yang Ngurus
Kebanyakan pria menghasilkan jutaan sperma baru setiap hari, tetapi pria yang lebih tua dari 40 tahun, seperti dilansir dari yourfertility.org.au, memiliki lebih sedikit sperma yang sehat daripada pria yang lebih muda.
Jumlah air mani (cairan yang mengandung sperma) dan motilitas sperma (kemampuan untuk bergerak ke arah sel telur) menurun secara terus menerus antara usia 20 dan 80 tahun.
Jadi, jika pria usia di atas usia 40 tahun apalagi 45 tahun menikah dengan wanita usia subur usia 25 tahun, butuh waktu lebih lama bagi mereka untuk bisa memiliki momongan.
Jauh berbeda, jika wanita lebih muda dari 25 tahun dan pasangannya di usia yang sebanding, dibutuhkan rata-rata lima bulan untuk hamil.
Baca: Lepas Nama Ahok dan Berganti Jadi BTP, Kuasa Hukumnya Plesetkan Jadi Basuki Tresno Puput
Tapi jika si wanita mempunyai pasangan lebih tua dari 40 tahun, dibutuhkan sekitar dua tahun, bahkan lebih lama jika si pria-nya lebih tua dari 45 tahun.
Tak hanya itu, andai hamil pun, si wanita yang usianya 25 tahun atau kurang, rentan mengalami keguguran jika pasangan prianya lebih tua dari 45 tahun, dibandingkan dengan pria yang lebih muda dari 25 tahun.
Hal senada tertuang dalam laman academic.oup.com, output sperma, diukur sebagai total sperma per ejakulasi, secara substansial berkurang pada pria yang lebih tua.
Baca: Penuhi Keinginan Sang Anak Ardi Bakrie Panggil Delman Monas ke Rumah, Nia Ramadhani: Orang Gila
Tak hanya itu risiko yang harus ditanggung wanita muda jika pasangannya berusia 40 tahun apalagi di atas usia 45 tahun.
Melansir laman ncbi.nlm.nih.gov, frekuensi coital dan fungsi seksual adalah variabel yang mempengaruhi waktu untuk konsepsi dan tingkat kehamilan.
Aktivitas seksual yang menurun dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan, dan disfungsi ereksi (DE) meningkat seiring bertambahnya usia.
Untuk diketahui, frekuensi coital yang menurun seiring bertambahnya usia disebabkan oleh berkurangnya fungsi seksual.
Dalam sebuah penelitian terhadap 1.290 pria berusia 40 hingga 70 tahun yang terdaftar dalam Massachusetts Male Aging Study (MMAS), fungsi seksual dan frekuensi coital dinilai.
Antara usia 40 dan 70, probabilitas mengalami disfungsi ereksi (DE) parah meningkat tiga kali lipat, dan probabilitas DE sedang meningkat dua kali lipat.
Dalam kelompok yang sama diikuti selama rata-rata 9 tahun, frekuensi coital dinilai pada 1085 pria.
Setelah disesuaikan dengan fungsi seksual awal, pria yang terlibat dalam aktivitas seksual rata-rata 6,5 kali per bulan sebelum usia 40.
Frekuensi ini menurun satu hingga dua kali per bulan setelah usia 50 dan oleh yang lain hingga dua kali per bulan setelah usia 60.(Gazali Solahuddin )
Berita telah dipublikasikan GridHEALTH.id dengan judul
Puput Nastiti Devi Segera Menikah Dengan Ahok, Inilah Risiko Kesehatan yang Harus Dihadapinya