Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Rendahnya kesadaran akan pemenuhan gizi cukup di Indonesia dapat memberikan efek buruk bagi Indonesia kesepannya.
Sosilog Universitas Indonesia, Daisy Indira menyebutkan jika masalah gizi ini terus diabaikan maka Indonesia akan tertinggal dibandingkan negara lainnya, terutama untuk kawasan Asia Tenggara.
“Kita akan tertinggal dari negara lain kalau dibandingkan dengan negara Asia Tenggara, Vietnam, Singapura kita jauh tertinggal,” ujar Daisy Indira saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019).
Penilaian gizi tersebut, dapat terlihat dari fisik misalnya mengenai tinggi badan, maupun kemanpuan otak.
Tidak hanya pemerintah yang bertugas menyuarakan mengenai pentingnya pemenuhan gizi, tapi masyarakat juga harus membangun kesadaran pemenuhan gizi dari diri sendiri dan terus disebarkan ke orang banyak.
Maka dari itu, Daisy mengajak untuk mulai peduli dengan pemenuhan gizi terlebih kedepannya persaingan global akan semakin ketat.
“Padahal dalam konteks masyarakat informasi kita bersaing secara individual jadi tidak bisa tertinggal,” ujar Daisy.
Daisy pun mencontohkan negara yang berhasil dalam mewujudkan tinggi gizi adalah Korea Selatan karean tidak hanya pemerintah tapi warganya juga memiliki kesadaran tinggi.
“Tapi secara sosiologi kami sangat kani Korea Selatan karena setelah perang pertumbuhan ekonomi dan kualitas manusainya meningkat derastis karena intervensi dari semua pihak,” ungkap Daisy.
“Jadi pemerintah dan warga ada kesadaran untuk bangkit jadi memperbaiki baik kehidupan, pendidikan, dan kesehatan itu dasar kehidupan paling penting,” pungkas Daisy.