Kedua sistem ini memiliki jadwal pengembangan yang berbeda.
Selain itu, koneksi di antara keduanya juga akan menjadi matang sepanjang masa-masa remaja.
Pada usia berapa pun, struktur limbik ini terhubung erat.
Tapi, ada beberapa perbedaan penting dalam otak remaja dibanding dengan orang dewasa.
Perbedaan-perbedaan ini membantu menjelaskan mengapa remaja kadang-kadang dipandang terlalu emosional.
Pada awal masa remaja, sistem limbik kurang berkembang dan terputus dari area otak rasional non-limbik, yang berkembang jauh lebih lambat.
Sistem limbik di dalam otak manusia memiliki bagian yang disebut amigdala.
Amiglada inilah yang mengakibatkan remaja cenderung suka gosip, senang menyebarkan kabar buruk dan rumor.
Ketika remaja semakin bertambah usia (awal 20-an), pengembangan memperluas jalur komunikasi cepat ke sistem limbik, dan berfungsi sebagai 'rem' atau penghambat gosip yang berlebihan.
Singkatnya, remaja sangat emosional karena amigdala hiperaktif yang menghasilkan banyak alarm palsu.
Dan, koneksi lambat yang tidak efisien antara bagian otak yang lebih rasional dengan amigdala emosional.
Yaitu, sistem penghambatan yang salah dan rem longgar saja.
Otak remaja memang tengah mengalami renovasi besar-besaran.
Sehingga itu menjadi tugas orang tua atau pendidik untuk menjadi penasihat terbaik bagi remaja guna mendorong pertumbuhan otak yang lebih sehat.
Berita ini sebelumnya sudah tayang di Intisari Online dengan judul "Kasus Penganiayaan Audrey: Kenapa Remaja Cenderung Begitu Emosional?