TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perlu sejumlah pemeriksaan laboratorium bagi ibu selama masa kehamilan, mulai dari hematologi lengkap yakni Hb, lekosit, golongan darah, faktor rhesus dan kadar glukosa darah.
"juga perlu pemeriksaan untuk memastikan tidak adanya virus hepatitis, serologi hingga Anti HIV, urinalisa, hormon kehamilan, virus TORCH," kata dr Mohammad Hasrul SpOG di RS Siloam Bekasi Sepanjang Jaya belum lama ini.
Pertumbuhan janin selama masa kehamilan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari faktor ibu, faktor anak sampai faktor plasenta.
Faktor Ibu terkait tinggi badan, gizi, tempat tinggal, Kehamilan ganda, kelainan uterus. Untuk anak jenis kelamin, kelainan genetis, infeksi intraunterin dan kelainan kongenital sedangkan faktor plasenta terkait Insufisiensi plasenta.
Bagi ibu hamil, nutrisi yang cukup sangatlah penting untuk kesehatan janin di dalam kandungan.
Perlu diketahui ibu hamil memerlukan nutrisi sebagai berikut kalori 2550 kal/hari, protein : 69 gr/hari, lemak sebagai cadangan energi dan pelarut vitamin, Vitamin : Vitamin A, D, E, K, dan B Komplek.
Baca: Ingin Melahirkan Normal? Ini Kebiasaan yang Harus Dilakukan Ibu Hamil Agar Prosesnya Lancar
"Sedang mineral berupa pemenuhan zat besi, seng, kalsium, asam folat, dan yodium.
Dalam pemaparannya mengenai pentingnya pemberian Imunisasi PCV bagi anak, dr. Natasha Yuwanita, SpA menjelaskan bahwa tujuan pemberian imunisasi PCV adalah untuk merangsang pembentukan imunitas atau kekebalan terhadap infeksi kuman Streptococcus Pneumoniae atau kuman Pneumokokus yang dapat menular melalui udara.
"Manfaat pemberian pemberian imunisasi PCV adalah untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit Invasive Peumococcal Diseases berupa meningitis atau peradangan pada selaput otak, bakteremia atau infeksi bakteri dalam darah dan pneumonia atau peradangan pada paru - paru," katanya.
Baca: Dikabarkan Lolos Jadi Anggota DPR, Surat Ahmad Dhani dari Penjara Viral di Medsos
Pemberian imunisasi PCV memiliki jadwal yang harus diikuti oleh para ibu mulai dari anak berusia 2 bulan hingga anak berusia 2 tahun yakni dosis I sudah dapat diberikan sejak seorang anak berusia 2 bulan.
Dosis II pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 4 bulan, dosis III pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 6 bulan, dosis IV pemberiannya dilakukan pada saat anak berusia 12 - 15 bulan atau 2 tahun.
Pemberian imunisasi / vaksin akan memberikan reaksi terhadap tubuh anak, oleh karena itu para ibu tidak perlu khawatir dengan reaksi vaksin setelah anak mendapatkan imunisasi.
Beberapa reaksi vaksin yang akan dialami setelah imunisasi yaitu nafsu makan berkurang, kemerahan dan nyeri pada tempat injeksi, demam ringan dan anak menjadi lebih rewel.
Mengenai Penyakit Jantung Bawaan (PJB), dr. Hasjim Hasbullah, SpJP menjelaskan bahwa penyakit jantung bawaan merupakan penyakit structural jantung dan pembuluh darah besar yang sudah ada sejak lahir.
"Organ jantung akan mulai terbentuk pada hari ke 15 masa kehamilan, pada masa tersebut jika terjadi gangguan maka struktur jantung menjadi tidak sempurna," katanya.
Secara epidemiologi penyakit jantung bawaan terjadi pada 7 – 8 dari 1000 bayi lahir, 40.000 per tahun dengan 30% PJB Kompleks dan PJB merupakan penyebab kematian pada tahun pertama kehidupan.
"Penyebab dari Penyakit Jantung Bawaan diantaranya sebagian besar belum diketahui, faktor genetik, infeksi rubella, obat-obatan. Kemudian diabetes, alkohol, mal nutrisi, dan rokok.
Penyakit Jantung Bawaan dapat dideteksi dengan melihat riwayat keluarga, kehamilan dan persalinan.
Selain itu, juga dapat dideteksi dari bising jantung dan beberapa tindakan penunjang medis seperti rontgen dada, elektrokardiografi dan ekokardiografi," katanya.