TRIBUNNEWS.COM - Tak hanya terjadi pembengkakkan pada kaki, ibu hamil kadang merasakan sesak napas.
Jangan khawatir, mengalami sesak napas atau napas pendek saat hamil sangat wajar terjadi.
Apalagi jika sesak napas terjadi saat memasuki trimester akhir kehamilan.
Di trimester ketiga kehamilan, bayi tumbuh dan terus mendorong rahim melawan diafragma Anda. Oleh karena itu, diafragma biasanya bergerak naik 4 cm dari posisi sebelum hamil.
Akibatnya, paru-paru menjadi agak tertekan sehingga Anda tidak bisa mengambil udara sebanyak-banyaknya pada setiap tarikan napas.
Baca: Rumahnya Dilempari Celana Dalam dan Pembalut Bekas, Ayu Ting Ting Anggap Pelakunya Orang Gila
Tetapi, kondisi ini bukan berarti kita akan kekurangan oksigen. Hanya, pada saat yang sama kapasitas paru-paru menurun akibat rahim yang terus melebar dan bayi yang terus membesar.
Hal ini, menyebabkan pusat pernapasan di otak dirangsang oleh hormon progesteron untuk membuat Anda mengambil napas lebih lambat.
Baca: Vanessa Angel Tolak Tawaran Makan Malam Bersama Pemesan, Muncikari: Maunya Langsung Saja
Untuk mengatasi sesak napas saat kehamilan semakin besar, lakukan berbagai cara berikut:
1. Berdiri dan duduk dengan tegak
Usahakan tetap tegak, baik saat duduk maupun berdiri. Postur tegak membantu rahim menjauh dari diafragma.
Posisikan bahu mengarah ke belakang dengan kepala yang terangkat.
Meski awalnya terasa sulit, Moms perlu membiasakannya.
2. Olahraga
Latihan aerobik sederhana membantu meningkatkan laju pernapasan dan menurunkan denyut nadi. Dengan begitu, rasa sesak akan jauh lebih berkurang.
Anda juga bisa mencoba prenatal yoga dengan ahlinya. Latihan yang satu ini, berfokus pada olah napas dan peregangan ekstra yang akan membantu memperbaiki postur.
3. Beraktivitas semampunya
Meski Anda termasuk orang yang aktif dan tidak bisa diam, saat hamil kita perlu menyadari bahwa kemampuan tubuh tak lagi sama.
Jangan memaksakan diri untuk beraktivitas secara berlebihan saat Moms sudah merasa lelah dengan napas yang tersengal.
Dengarkan sinyal dari tubuh agar tahu kapan perlu memulai dan berhenti beraktivitas.(*)