Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Hasil pasti media penularan Virus Hepatitis A yang diderita 957 warga di Pacitan, Jawa Timur masih terus diselidiki oleh pemerintah setempat.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Anung Sugihantono menyebutkan ada beberapa dugaan media penularan diantaranya makanan dan air bersih.
Makanan yang diduga menjadi pengantar virus Hepatitis A diantaranya adalah cincau yang banyak dikonsumsi warga saat bulan Ramadan lalu yang dikhawatirkan proses pembuatannya tidak bersih.
“Yang dikhawatirkan bukan makanan tapi penjamah makananannya, bisa saja pedagang es cincau keliling itu menjajakan jualannya secara tidak sehat. Air buat es cincau diduga menggunakan air yang tidak dimasak,” ungkap dr. Anung saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Senin (1/7/2019).
Untuk menganalisis kandungan cincau tersebut pemerintah cukup kesulitan mengingat kebanyakan penjual es cincau saat ramadan adalah penjual dadakan sehingga saat ini kesulitan menemukan pedagangnya.
“Tapi soal cincau ini perlu dilakukan analisis epidemiologi lebih lanjut, masih dianalis lagi,” ungkap Anung.
Dugaan makanan lainnya adalah makanan yang disajikan pada saat syukuran pada momen-momen lebaran mengingat masa inkubasi virus ini adalah 15 hingga 50 hari
Kemudian dugaan berikutnya adalah persoalan sumber air bersih di Pacitan yang diduga terdapat virus Hepatitis A.
Adapun sumber air bersih yang biasanya digunakan oleh Warga Pacitan berasal dari Sungai Sukorejo, yang disepanjang aliran sungai banyak limbah rumah tangga yang mengalir ke sungai.
Air tersebut didistribusikan melalui mobil tangki untuk dijual ke masyarakat sebagai sumber air bersih.
“Daerah Pacitan ini unik karena kabupaten ini merupakan kabupaten pertama yang menyatakan sudah tidak ada lagi orang yang buang air di sungai (ODF) 100 persen sudah sejak 2017. Tetapi kami mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium pada air masih ditemukan bakteri negatif Ecoli,” ungkap Anung.
Masalah kekeringan air yang terjadi di Pacitan juga diduga menjadi sumber penularan karena saat air surut kuman-kuman jadi lebih mudah berkumpul, sedangkan saat air banyak kuman mudah terpencar.
Kemudian ada masyarakat yang masuk ke sumber air tersebut kemudian tidak mencuci tangan dengan bersih sehingga bakteri masuk ke dalam tubuh yang berkembang menjadi hepatitis A.