TRIBUNNEWS.COM - American Heart Association baru-baru ini merilis temuan bahwa serangan stroke ternyata bisa diprediksi sebelumnya melalui tanda penyakit yang disebut infeksi saluran kemih (ISK).
Sebelum membicarakan hubungan antara stroke dan ISK, perlu diketahui, penyakit stroke terjadi ketika aliran darah dari tubuh menuju otak terganggu, terutama akibat penyumbatan pembuluh darah.
Atau bisa juga penyebab stroke dalah pembuluh darah pecah, sehingga otak tidak mendapatkan suplai darah.
Hal ini bisa menyebabkan beberapa area di otak tidak berfungsi, bahkan mati. Jika tidak segera dilakukan tindakan, bisa menyebabkan kematian.
Baca: Kebiasaan Berbohong Sulit Dihentikan? Hati-hati Beban Emosional dan Fisik Gerogoti Kesehatan Anda
Baca: 7 Makanan Terbaik untuk Mengatasi Susah BAB
Serangan penyakit stroke bisa ringan atau berat, dan mengetahuinya bisa menyelamatkan nyawa.
Tetapi bagaimana pun, baik serangan stroke ringan maupun berat, harus mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Karena kondisi medis ini menyebabkan kerusakan sel otak dalam hitungan menit. Dan penanganan yang tepat bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, lebih dari 2 juta penduduk terserang penyakit stroke. Lebih dari 15% di antaranya menyebabkan kematian.
Penyebab penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak sangat beragam. Biasanya terjadi akibat dari tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan lain sebagainya.
Baca: Kelelahan Berkepanjangan Picu Penyakit Jantung dan Stroke
Gejalanya di antaranya adalah perubahan di wajah, bicara tidak jelas, dan lengan mati rasa digerakkan.
Serangan stroke biasanya tidak bisa diprediksi, bahkan tanpa memperlihatkan tanda-tanda yang jelas. Demikian juga dengan gejala stroke yang sulit dilihat.
Tapi kini ilmuwan berhasil menemukan, jika kondisi ini di tubuh kemungkinan seseorang akan terkena serangan stroke dalam 30 hari mendatang. Kondisi tubuh apa itu?
Dikutip dari dailymail.co.uk, ISK meningkatkan peluang seseorang jadi penderita stroke.
Para ilmuwan menemukan, pasien dengan ISK tiga kali lebih mungkin untuk mengalami stroke iskemik dalam waktu 30 hari setelah terinfeksi.
Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah dan pasokan oksigen ke otak, kata NHS - Badan Kesehatan Inggris. Mereka adalah jenis stroke yang paling umum.
Studi ini tidak dapat membuktikan bahwa infeksi sebenarnya mejadi penyebab penyakit stroke. Tetapi para peneliti mengatakan, infeksi tersebut meningkatkan peradangan pada arteri yang dapat berkontribusi pada pembekuan darah.
Beberapa infeksi lain ditemukan meningkatkan risiko stroke termasuk septikemia, gangguan pada perut, kulit, dan pernapasan.
Baca: Pernah Berpikir Umurnya Tak Lama Lagi, Susan Sameh Stres
Para peneliti mengamati kondisi yang terjadi lebih dari 190.000 pasien stroke, di negara bagian New York dari 2006 hingga 2013.
Mereka membandingkan catatan pasien, untuk melihat apakah mereka memiliki infeksi dalam empat bulan sebelum mereka menderita stroke.
Untuk semua infeksi, risiko stroke lebih tinggi dalam 30 hari setelah infeksi, tim akademisi menemukan.
Dr Mandip Dhamoon, peneliti senior, mengatakan: "Penyedia layanan kesehatan perlu menyadari bahwa stroke dapat dipicu oleh infeksi."
"Meneliti minggu atau bulan sebelumnya dari kehidupan pasien sebelum stroke, kadang-kadang dapat membantu menjelaskan kemungkinan penyebab stroke jika ada infeksi selama waktu itu," tambahnya.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa, kita perlu berbuat lebih banyak untuk memahami mengapa dan bagaimana infeksi dikaitkan dengan terjadinya berbagai jenis stroke, dan itu akan membantu kita menentukan apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah jenis stroke ini," tegasnya.
"Temuan ini menunjukkan bahwa, mungkin ada implikasi untuk vaksinasi, rejimen antibiotik atau perawatan antitrombotik intensif. Tidak hanya untuk mencegah infeksi, tetapi untuk mencegah stroke pada mereka yang dianggap berisiko tinggi," tutupnya.
Koneksi juga diperiksa dengan dua jenis stroke lainnya - perdarahan intraserebral, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak.
Lalu pendarahan subarakhnoid, jenis yang tidak biasa yang disebabkan oleh pendarahan pada lapisan dalam otak.
Untuk intraserebral, koneksi terkuat berhubungan dengan kondisi ISK, septikemia, dan infeksi saluran pernapasan.
Pernapasan adalah satu-satunya infeksi yang berhubungan dengan perdarahan subaraknoid.
ISK terjadi ketika saluran kemih, yang terdiri dari ginjal, kandung kemih dan tabung yang mengalir di antara mereka, dibanjiri oleh bakteri.
Gejalanya meliputi seringnya buang air kecil, sakit saat buang air kecil dan ketidaknyamanan di perut.
Wanita bahkan menjadikan faktor risikonya hingga 30 kali lebih besar, daripada pria. Hal ini karena uretra mereka - saluran melalui mana urin meninggalkan tubuh - lebih pendek daripada pria dan lebih dekat ke bagian belakang.
Lebih dari setengah wanita akan memiliki setidaknya satu ISK, dalam hidup mereka. Dan sepertiga dari ini menderita tiga atau lebih episode setahun.
Berita ini sudah dimuat di Gridhealth.Id dengan judul Serangan Stroke Bisa Diprediksi 30 Hari Sebelumnya, Gangguan Kesehatan Ini Jadi Pertanda