Ketika tidur dengan posisi mulut terbuka, air liur di dalam rongga mulut akan berkurang lantaran mulut ikut berperan dalam melakukan pernapasan.
Hal itu menyebabkan tingkat keasaman mulut meningkat, sehingga bakteri yang menghasilkan asam tidak bisa lagi dibinasakan oleh air liur yang minimal.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji partisipan yang tertidur sambil bernapas melalui mulut terbuka dan mereka yang tertidur dengan mulut tertutup.
Dikutip dari semanticscholar.org, hasilnya adalah, mereka yang tertidur dengan mulut tertutup akan memiliki kadar keasaman yang netral dengan angka 7,7.
Sementara itu, mereka yang tertidur dengan mulut terbuka justru memiliki angka keasaman rata-rata 6,6 atau sangat tinggi.
Bahkan beberapa partisipan memiliki kadar pH atau keasaman mencapai 3,6 yang berarti sangat tinggi.
Dengan mulut yang sangat asam, maka enamel gigi pun beresiko mengalami pengikisan dengan signifikan.
Risiko pengikisan ini bahkan setara dengan jika kita mengonsumsi minuman bersoda atau jus jeruk sesaat sebelum kita tidur.
Selain pengikisan enamel gigi, gigi juga beresiko terkena erosi, munculnya karies, hingga pembusukan yang tentu saja sangat berbahaya.
Melihat data tersebut ada baiknya kita mulai membiasakan untuk menutup mulut kita saat tidur salah satunya seperti yang dilakukan Andien dan keluarga ini.
Sehingga resiko terkena masalah pada mulut dan gigi pun bisa kita minimalisir.
Artikel telah dipublikasikan GridHealth.id dengan judul Plester Mulut Saat Tidur, Ini Kebiasaan Unik Andien dan Keluarga